Banyak libur nasional, penumpang kereta api pada April 2017 menurun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera pada April 2017 sebanyak 31,5 juta orang atau turun 2,08 persen dibanding bulan sebelumya. Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek, yang merupakan penumpang pelaju (commuter) yaitu sebanyak 25,4 juta orang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera pada April 2017 sebanyak 31,5 juta orang atau turun 2,08 persen dibanding bulan sebelumya. Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek, yang merupakan penumpang pelaju (commuter) yaitu sebanyak 25,4 juta orang atau 80,66 persen dari total penumpang kereta api.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan penurunan jumlah penumpang terbesar terjadi di wilayah Jabodetabek dan Jawa non-jabodetabek, masing-masing turun 1,41 persen dan 5,38 persen. Sebaliknya, wilayah Sumatera mengalami peningkatan 1,79 persen.
"Secara kumulatif jumlah penumpang kereta api selama Januari-April 2017 mencapai 122 juta orang atau naik 8,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Kenaikan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-jabodetabek, dan Sumatera, yaitu naik 8,12 persen, 11,59 persen, dan 21,97 persen," ujar Suhariyanto, di kantornya, Jumat (3/6).
Dia menilai, penurunan jumlah penumpang tersebut dikarenakan banyak terdapat hari libur nasional di bulan April sehingga banyak pekerja yang tidak melakukan perjalanan menuju tempat kerjanya. Sementara itu, jumlah barang yang diangkut kereta api pada April 2017 sebanyak 3,4 juta ton atau turun 1,68 persen dibanding bulan sebelumnya. Sebagian besar barang yang diangkut tersebut tercatat di wilayah Sumatera sebanyak 2,5 juta ton atau 71,96 persen.
"Penurunan jumlah barang terjadi diwilayah Sumatera sebesar 2,36 persen. Sebaliknya, terjadi peningkatan di wilayah ]awa nonIabodetabek 0,10 persen. Selama periode Januari-April 2017, jumlah barang yang diangkut kereta api mencapai 13,2 juta ton atau naik 17,17 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Peningkatan terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing sebesar 10,40 persen dan 20,12 persen," pungkasnya.
-
Kapan Balai Yasa Madiun diserahterimakan ke PT Industri Kereta Api? Pada tahun 1981, Balai Yasa Madiun diserah terima dari Perusahan Jawatan Kereta Api (PJKA) ke PT Industri Kereta Api (Persero).
-
Apa yang di bangun oleh Staatsspoorwegen (SS) di Yogyakarta untuk menghubungkan jalur kereta api Batavia-Surabaya? Di wilayah Yogyakarta, mereka perlu membangun beberapa jembatan untuk jaringan jalur kereta api itu. Salah satu jembatan kereta api terbilang unik. Selain membentang di atas sebuah sungai, jembatan ini juga membentang di atas jalur kereta api milik perusahaan kereta api Belanda lainnya bernama Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang menghubungkan Semarang-Solo-Yogyakarta.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Dimana Indonesia menunjukkan upaya untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan? Airlangga Tunjukkan Upaya Indonesia Wujudkan Transportasi Berkelanjutan dalam High-Level Dialogue
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Kenapa jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
Baca juga:
Indonesia dan Jepang percepat bangun proyek kereta Jakarta-Surabaya
Juni, pemerintah lakukan groundbreaking proyek Pelabuhan Patimban
Tangkal macet Brexit, pemerintah buka akses tol hingga Weleri
5 Fakta di balik keharusan bayar tol non-tunai Oktober 2017
Memantau proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Bocimi di Cigombong
Tol Cisumdawu belum sepenuhnya bisa dilewati saat mudik Lebaran
Alternatif Pantura macet, jalur selatan Jateng siap sambut pemudik