Banyak perusahaan Indonesia lebih menguntungkan dibanding Freeport
"Banyak perusahaan di Indonesia market capnya lebih besar dari Freeport," kata Tito.
Pemerintah sedang mengkaji nilai 10,64 persen saham yang ditawarkan PT Freeport Indonesia kepada pemerintah Indonesia. PT Freeport Indonesia membanderol 10,64 persen sahamnya senilai USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 23,6 triliun.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulisto mengatakan, banyak perusahaan di Indonesia yang memiliki kapitalisasi pasar lebih besar ketimbang Freeport.
-
Dimana Smelter Freeport yang akan mengolah tembaga dan emas di Indonesia? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Apa yang akan dihasilkan dari beroperasinya Smelter Freeport di Gresik? Menurut dia, beroperasinya smelter PT Freeport ini akan memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia. Dengan hilirasasi ini, negara akan mendapatkan nilai tambah yang besar dari pajak maupun dividen.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Di mana kotak persembahan ditemukan? Arkeolog Francisco Javier Laue Padilla dan Paola Silva Álvarez menemukan persembahan tersebut saat menyelidiki celah di dekat altar pusat Ruang Bawah Tanah Besar.
"Mari kita lihat, 1,75 miliar (USD) itu artinya market cap USD 17 miliar, banyak perusahaan di Indonesia market capnya lebih besar dari itu," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Senin (18/1).
Tito pun membandingkan keuntungan Freeport dengan beberapa perusahaan anggota bursa yang memiliki kapitalisasi pasar besar seperti BRI.
"Untung (keuntungan) BRI itu dua kali lebih besar dari untung (keuntungan) Freeport Indonesia. Jadi lihat data yang ada. Pertamina untungnya empat kali lipat dari Freeport, banyak yang lebih menarik di Indonesia."
Tito juga melihat, luas area penambangan Freeport pun sudah menyusut. Dengan demikian, keuntungan Freeport pun berkurang. Oleh sebab itu, Tito menyarankan Freeport untuk listing di bursa saham Indonesia.
"Dan freeport itu sekarang tinggal 90.000 hektar. Tapi saya katakan Freeport itu bagus buat listing di Indonesia, itu saja," tutup Tito.
(mdk/idr)