Banyak terima investasi asing, BUMN didorong lakukan hedging
Perusahaan BUMN perlu didorong untuk melakukan dan meningkatkan transaksi hedging, untuk memitigasi risiko pasar akibat masih tingginya ketidakpastian ekonomi global. Hal ini sejalan dengan kebijakan penerapan prinsip kehati-hatian bagi korporasi non-bank yang memiliki utang luar negeri.
Bank Indonesia (BI) terus mendorong penerapan transaksi lindung nilai (hedging) bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Transaksi hedging diperlukan untuk melindungi nilai suatu aset, kewajiban, pendapatan dan beban perusahaan BUMN terhadap risiko perubahan harga di masa yang akan datang.
Deputi Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan perusahaan BUMN perlu didorong untuk melakukan dan meningkatkan transaksi hedging, untuk memitigasi risiko pasar akibat masih tingginya ketidakpastian ekonomi global. Hal ini sejalan dengan kebijakan penerapan prinsip kehati-hatian bagi korporasi non-bank yang memiliki utang luar negeri.
"Korporasi domestik yang memiliki eksposur terhadap valuta asing, khususnya perusahaan BUMN, perlu didorong untuk melakukan dan meningkatkan transaksi hedging," ujar Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (21/8).
Perry mengatakan transaksi lindung nilai semakin penting dilakukan di tengah maraknya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Sebab, pembiayaan infrastruktur tidak hanya berasal dari pendanaan dalam negeri, tapi juga luar negeri. Dalam pengelolaan risiko nilai tukar, lindung nilai dengan instrumen yang relatif efisien sangat diperlukan.
"Untuk itu, Bank Indonesia beserta seluruh lembaga terkait senantiasa berusaha meningkatkan kesadaran melakukan transaksi lindung nilai, serta meningkatkan pemahaman mengenai mekanisme teknis pelaksanaan transaksi lindung nilai," jelasnya.
Untuk memberikan alternatif instrumen hedging yang efisien bagi nasabah serta meningkatkan fleksibilitas bagi perbankan domestik dalam menyediakan fasilitas lindung nilai, Bank Indonesia telah memperkenalkan instrumen structured product berupa call spread option valas terhadap Rupiah di pasar valas domestik sejak bulan September 2016.
Instrumen structured product berupa call spread option valas terhadap Rupiah adalah instrumen hedging terhadap risiko nilai tukar yang merupakan gabungan dua transaksi FX Option. Kedua transaksi tersebut antara lain Buy Call Option dan Sell Call Option yang dilakukan secara simultan dalam satu kontrak transaksi dengan nominal yang sama namun dua Strike Price yang berbeda.
"Salah satu kelebihan dari instrumen call spread ini adalah biaya premi yang relatif lebih efisien dibandingkan dengan instrumen hedging lainnya," katanya.
Namun demikian, masih terdapat beberapa tantangan dalam implementasi transaksi hedging. Di mana pelaku pasar, khususnya BUMN, masih belum banyak yang melakukan hedging melalui instrumen structured product berupa call spread option tersebut.
"Hal ini antara lain karena masih rendahnya kesadaran untuk melakukan hedging. Dan masih banyaknya perusahaan yang belum mengerti mengenai mekanisme teknis pelaksanaan transaksi derivatif dalam rangka hedging," pungkasnya.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Kapan pebisnis dapat menggunakan QLola by BRI untuk melakukan kalkulasi hedging dan rate? Lewat QLola by BRI, para pebisnis juga mampu melakukan kalkulasi hedging dan rate dengan sub-fitur kalkulator.
-
Mengapa BRI menerapkan strategi hybrid bank? Upaya perseroan untuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan keuangan BRI di antaranya melalui layanan super app BRImo, AgenBRILink, dan co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro).
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
Baca juga:
8 BUMN manfaatkan fasilitas lindung nilai dari 3 bank negara
Ini alasan BI ngotot wajibkan perusahaan nasional lakukan hedging
BI klaim ada 1.309 perusahaan sudah lakukan lindung nilai
BI catat 320 perusahaan belum penuhi aturan lindung nilai
Pertamina pangkas 50 persen transaksi Dolar Amerika Serikat
Semen Indonesia bakal lakukan hedging utang valas
Muluskan proyek 35.000 MW, PLN lakukan lindungi nilai USD 950 juta