Batasi BBM subsidi, pemerintah cuma andalkan RFID dan nontunai
Kementerian ESDM masih enggan melirik opsi penaikan harga premium tahun depan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam mengupayakan penghematan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) tetap mengandalkan alat pemantau konsumsi premium (RFID), dan juga sistem pembelian BBM dengan cara non-tunai alias pakai ATM.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswo Utomo mengatakan, untuk saat ini upaya yang tengah dilakukan untuk penghematan BBM adalah dengan RFID yang dibuat untuk pengontrolan dan Non Cash.
-
Bagaimana cara pemerintah menghemat BBM? Luhut meyakini, dengan pengetatan penerima subsidi, pemerintah dapat menghemat BBM mulai 17 Agustus 2024, sehingga dapat mengurangi jumlah penyaluran subsidi kepada orang yang tidak berhak.
-
Dimana pengecekan stok BBM dan elpiji dilakukan? Pengecekan tersebut dilakukan di SPBU simpang PT Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida dan agen elpiji, PT Tendano.
-
Kenapa BRI mendukung UMKM? Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S. Condro Rini (34) sangat menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang salah satunya lewat Rumah BUMN, merupakan pekerjaan besar dan mulia.
-
Siapa yang melakukan pemantauan ketersediaan BBM di SPBU Batam? Di wilayah yang sama, Anggota Komite BPH Migas Harya Adityawarman melakukan pemantauan ketersediaan BBM di SPBU di wilayah Batam.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Bagaimana BPH Migas memastikan keamanan pasokan BBM di Sulawesi Utara? Dari pemaparan dan diskusi yang sudah berlangsung, pasokan BBM dipastikan aman dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Sulut."Saat ini sedang dilakukan pengisian BBM subsidi maupun kompensasi dari kapal pengangkut ke tangki-tangki BBM. Insya Allah stoknya aman," katanya.
"Terus mau andalkan apa lagi, noncash kita akan jalani. Kemudian juga RFID itu urusan Pertamina yang sedang dijalankan, mudah-mudahan selesai juga," kata Susilo di gedung ESDM, Jumat (20/12).
Menurutnya, dengan kedua alat tersebut, saat ini memang masih sedikit memberikan kontribusi. Namun walau hanya sedikit, sistem ini mulai terlihat penghematan BBMnya. Tetapi, kalau hanya mengandalkan kedua alat ini kurang baik pula.
"Demikian kesadaran masyarakat dan juga minta pada pemda mengawasi, sekarang saja sudah ada kenaikan itu ya, kenaikan yang kuota tahun 2013 48 juta kiloliter," ungkapnya.
Susilo menambahkan, saat ini tidak ada niatan pemerintah untuk kembali menaikkan harga BBM bersubsidi. Pasalnya, beberapa waktu yang lalu pemerintah telah menaikkan harga BBM dengan alasan mengerem konsumsi premium di masyarakat.
"Menaikkan harga kembali itu nanti, semua bagaimana pun juga opsi pemerintah itu selalu ada, bagaimana cara kita mengurangi subsidi yang makin lama memberatkan," tutupnya.
(mdk/ard)