Bayar Utang Program PEN, Anggaran BI Tahun 2024 Bengkak Rp29,29 Triliun
Defisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.
Defisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.
Bayar Utang Program PEN, Anggaran BI Tahun 2024 Bengkak Rp29,29 Triliun
Anggaran BI Tahun 2024 Bengkak Rp29,29 Triliun
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Anggaran Tahunan BI (ATBI) tahun 2024 diproyeksikan defisit sebesar Rp29,29 triliun.
Defisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.
Perry menjabarkan, total pengeluaran Bank Indonesia di tahun 2024 sebesar Rp177,67 triliun. Sementara itu, penerimaan bank sentral hanya Rp148,37 triliun.
- Negara Ini Punya Program Jaminan Hari Tua Terbaik, Uang Pensiun Diterima Mencapai Rp32 Juta per Bulan
- Pemerintah Gelontorkan Rp14,6 Triliun untuk Inpres Jalan Daerah, Jabar Dijatah Rp360 Miliar
- APBD 2023 Tak Tercapai, Pemprov DKI Lakukan Penyesuaian Defisit Rp5 Triliun
- Pemkab Cianjur Buka Pendaftaran Nikah Gratis, Penghulu sampai Gedung Ditanggung Pemerintah
“Rencana ATBI 2024 diperkirakan akan defisit Rp29,29 triliun,” kata Perry saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin, (13/11).
Dia menjelaskan defisit pada anggaran tahun depan utamanya dipengaruhi oleh pengeluaran anggaran kebijakan yang meningkat.
Termasuk kenaikan biaya operasi moneter dan beban kontribusi BI atas program pemulihan ekonomi nasional (PEN) atau burden sharing.
Anggaran kebijakan pada ATBI 2024 diproyeksikan defisit Rp38,96 triliun. Penyebabnya total penerimaan anggaran sebesar Rp118,62 triliun, lebih kecil dibandingkan total pengeluaran sebesar Rp157,60 triliun.
Sementara itu, anggaran operasional diperkirakan surplus Rp9,6 triliun. Terdiri dari total penerimaan sebesar Rp29,75 triliun dan total pengeluaran Rp20,07 triliun.
Penerimaan anggaran operasional utamanya didorong oleh hasil pengelolaan aset valas yang diproyeksikan sebesar Rp29,69 triliun.
Adapun pengeluaran anggaran operasional terbesar diperuntukkan kepada gaji dan penghasilan lainnya sebesar Rp5,36 triliun.
Nilai tersebut lebih besar dari anggaran tahun 2023 yang sebesar Rp4,70 triliun.
Kemudian, pengeluaran manajemen dan sumber daya manusia (SDM) sebesar Rp3,29 triliun.
Layanan sarana dan prasarana Rp2,83 triliun. Perumusan dan pelaksanaan kelembagaan Rp2,09 triliun.
Operasional kebijakan utama Rp1,72 triliun.
Lalu program sosial BI Rp1,63 triliun.
Pelaksanaan supervisi BI Rp42 miliar.
Pajak Rp2,61 triliun, dan cadangan anggaran Rp489 miliar.
“BI berkomitmen untuk terus memperkuat bauran kebijakan BI dan nasional untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, termasuk dari berlanjutnya ketidakpastian perekonomian global yang masih tinggi,”
ujar Perry.