Bebas dari Gelap, Pulau Miang Sukses Kelola PLTS
Bahkan, listrik yang dikelola oleh Bumdes setempat adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Bahkan, listrik yang dikelola oleh Bumdes setempat adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Bebas dari Gelap, Pulau Miang Sukses Kelola PLTS
Pulau Miang di Kecamatan sangkulirang merupakan daerah terpencil dan terisolir. Meski demikian, pulau cantik yang diresmikan sebagai Kampung Bahari nasional (KBN) ini tidak pernah kekurangan pasokan listrik. Bahkan, listrik yang dikelola oleh Bumdes setempat adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman mengatakan meski berada di daerah terpencil, Pulau Miang harus merasakan pemerataan pembangunan yang sama.
Namun, karena tiang listrik tidak menjangkau hingga ke sana, maka solusinya adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata alam di Kutai Timur? “Kutai Timur memiliki potensi yang tak kalah indah dari daerah lain di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur Nurullah.
-
Kapan Kabupaten Kutai Timur berdiri? Kabupaten yang berdiri pada 12 Oktober 1999 ini juga memiliki pantai sepanjang 500 kilometer persegi.
-
Apa saja potensi wisata yang ditawarkan Kutai Timur? Kutai Timur memang memiliki destinasi wisata yang sangat beragam. Mulai dari wisata alam khas hutan tropis dengan berbagai habitat dan tumbuhan langka, termasuk hewan eksotis yang hanya ada di Kalimantan."Belum lagi ada wisata gunung Karst di Kecamatan Karangan yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit wisatawan mancanegara, karena menjadi salah satu situs warisan dunia, ini juga menjadi salah satu potensi pariwisata kita untuk bisa dikembangkan," ujar Nurullah.
-
Bagaimana upaya Kutai Timur untuk melestarikan budayanya? Di beberapa desa dan kawasan, ada yang masih menerapkan norma-norma adat. Kami mengedepankan pendekatan itu untuk mengatasi berbagai persoalan, sekaligus ikut melestarikan budayanya," kata Kasmidi.
-
Apa penghargaan yang diterima oleh Pemkab Kutai Timur? Penghargaan berupa Anugerah Meritokrasi ini diberikan berkat penerapan sistem merit dalam pembinaan kepegawaian di lingkup pemerintahan yang semakin baik.
-
Siapa yang menekankan pentingnya kerukunan antar umat beragama di Kutai Timur? Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman menjabarkan pentingnya kerukunan antar beragama sebagai kekuatan yang mampu menyatukan masyarakat Kutim.
“Jangan adalagi gelap di Kabupaten Kutim. Jika tidak teraliri PLN, maka bisa dibangunkan PLTS. Kutim tidak manja kalau urusan listrik, bahkan ada daerah lain yang menggunakan pembangkit listrik mikro hydro,” katanya.
Tercatat Pulau Miang dihuni sekitar 500 jiwa atau 200 kepala keluarga (KK), dengan luas pulau diperkirakan sekitar 3 kilometer persegi. Untuk menuju ke desa Pulau Miang, diperlukan perjalanan laut sekitar 45 menit dari Sangkulirang, menggunakan longboat atau perahu kayu.
Kehidupan di Pulau Miang terbilang cukup tenteram. Meski hidup dengan fasilitas agak terbatas, masyarakat masyarakat di Pulau Miang tetap menjalani kehidupan dengan baik. Hal itu disebutkan oleh Sekretaris Desa Pulau Miang, Agus.
“Kalau untuk urusan listrik, kami tidak iri dengan daerah lain. Kami punya PLTS yang terkelola dengan baik. Tidak hanya dipasok ke 500 rumah penduduk, tapi juga dipasok ke sejumlah penginapan dan resort di Pulau Miang,” ungkapnya.
Diceritakan dia, Pulau Miang bebas gelap sejak tahun 2018. Listrik komunal itu datang dari hibah Kementrian ESDM. Kemudia Pemerintah Kabupaten Kutai Timur mendapatkan bantuan berupa PLTS terpusat dengan kapasitas 50 kWp. PLTS itu mengalir selama 24 jam ke 112 rumah warga.
“Sampai sekarang kami masih menggunakan PLTS ini dengan baik, pengelolaannya langsung ke desa,” katanya.
Masing-masing rumah dikenai biaya retribusi sebesar Rp 30 ribu. Angka tersebut terbilang sangat murah, dibanding penggunaan mesin diesel.
“Dulu sempat warga pakai genset dan ada yang mesin diesel. Tapi biayanya besar, karena butuh minyak. Sejak berganti listrik komunal ini, pengeluaran beban listrik masyarakat berkurang drastis,” sebutnya.
Tidak hanya itu, sejak PLTS beroperasi, jaringan ponsel di Pulau Miang juga dapat berfungsi dengan baik. Masyarakat Pulau Miang tidak lagi seperti katak dalam tempurung.
Selain mengelola pasokan listrik secara mandiri, masyarakat Pulau Miang jugasudah memanfaatkan pemakaian teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Alhamdulillah bersyukur sekali, digitalisasi di Pulau Miang sudah terakses. Meski terpencil, kami tetap bisa hidup gembira dengan fasilitas yang ada. Dari keterbukaan segala informasi ini, kami berharap dapat melahirkan generasi muda berdaya saing Menuju Indonesia Emas,” tutupnya.