Beda pelayanan, tarif listrik diusulkan berbeda tiap regional
Beda pelayanan, tarif listrik diusulkan berbeda tiap regional. Hal ini, menurut Iwa, untuk mengakomodasi berbedanya kondisi keekonomian di setiap wilayah. Sehingga tarif yang ditetapkan sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah, dengan memerhatikan kondisi lokal terkait penyediaan listrik.
Kepala Kajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa mengusulkan agar pemerintah menerapkan tarif listrik regional. Artinya tarif listrik tidak lagi menggunakan sistem satu harga seperti yang saat ini berlaku, melainkan berbeda setiap daerah.
Hal ini, menurutnya, untuk mengakomodasi berbedanya kondisi keekonomian di setiap wilayah. Sehingga tarif yang ditetapkan sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah, dengan memerhatikan kondisi lokal terkait penyediaan listrik.
"Tarif yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah. Dengan memerhatikan kondisi lokal yang terkait penyediaan listrik," ungkapnya dalam Acara Seminar bertema 'Upaya Penurunan BPP Listrik untuk Harga Listrik yang Lebih Murah', di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (7/8).
Sejumlah indikator penentuan tarif beberapa diantaranya mempertimbangkan PDB per kapita tiap daerah, daya beli masyarakat setempat, biaya pokok produksi setempat. "Sehingga kita bisa bentuk cluster dengan tarif listrik yang berbeda," tambahnya.
Selain itu, menurut Iwa, penerapan tarif listrik regional perlu dilakukan mengingat adanya perbedaan pelayanan listrik antara daerah satu dengan yang lain. "Kita masih menganut yang konvensional. Dari Sabang sampai Merauke tarif kita sama. Padahal pelayanan berbeda," katanya.
"Jakarta ini listriknya mati, sebentar lima menit menyala. Coba di luar Jawa. Ada keadaan yang harus dibayar masyarakat," jelas Iwa.
Sedangkan untuk penentuan regional atau wilayah penetapan tarif, menurut dia pemerintah dapat menempuh beberapa skema. "Berdasarkan wilayah administrasi pemerintah, dan berdasarkan geografis," pungkasnya.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
Baca juga:
Strategi PLN agar tarif listrik tak naik tahun ini
Jonan soal tarif listrik: Masyarakat minta jangan tiap 3 bulan naik
Ini cara PLN jaga tarif listrik tak naik hingga Desember 2017
Jurus Menko Darmin jaga tarif listrik agar tak naik
BI: Daya beli turun karena tarif listrik & penundaan gaji ke-13 PNS
Cerita Jonan soal tarif listrik mahal bisa tumbuhkan radikalisme
Subsidi listrik dicabut, pemerintah tetap minta tambahan anggaran