BEI Cetak Rekor Tertinggi IPO Sejak Privatisasi 1992
Dengan demikian, terdapat 825 perusahaan tercatat di BEI sampai saat ini atau tumbuh 44,9 persen dibanding tahun 2017.
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini mencetak rekor penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) tertinggi sejak privatisasi di tahun 1992. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp33,06 triliun dari 59 perusahaan yang menerbitkan saham perdananya (IPO) di lantai bursa.
"Ini memperlihatkan optimisme. Terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan seluruh pemangku kepentingan di pasar modal yang telah membantu bursa dalam memfasilitasi 59 perusahaan untuk tercatat sepanjang tahun 2022," kata Direktur Utama PT (BEI), Iman Rachman dalam acara Penutupan Perdagangan BEI yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (30/12).
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Apa tujuan dari kolaborasi BRI dan BEI dalam menyelenggarakan seminar tentang IPO? Kegiatan tersebut bertujuan mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam hal ini nasabah korporasi BRI untuk dapat berkembang melalui pendanaan di pasar modal dengan melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
-
Kapan seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO diselenggarakan? Dalam menyambut peluang tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkolaborasi dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan seminar terbuka yang mengambil tema 'Optimum Financing Synergy with Initial Public Offering (IPO)' pada 6 Juli 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia.
-
Siapa saja yang hadir dalam seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO? Kegiatan seminar yang dihadiri mulai dari C-Level Officers, Directors hingga Senior Executive yang merupakan nasabah korporasi BRI ini memiliki potensi untuk mengembangkan bisnisnya melalui pasar modal.
Dengan demikian, terdapat 825 perusahaan tercatat di BEI sampai saat ini atau tumbuh 44,9 persen dibanding tahun 2017.
Pertumbuhan tersebut sangat tinggi dibandingkan negara-negara peers ASEAN, seperti Malaysia yang hanya bertumbuh 7,2 persen, Thailand 16,6 persen, Vietnam 16,9 persen, dan Filipina 6,7 persen. Bahkan, Singapura tercatat terkontraksi 12,8 persen.
Selain itu, pasar modal Indonesia telah dihadiri oleh 10,3 juta investor yang sudah memberikan kepercayaannya untuk terus berinvestasi, dimana 81 persen di antaranya adalah investor ritel yang masih menjadi motor utama penggerak aktivitas perdagangan di BEI sepanjang tahun 2022.
Hal tersebut, sambung Iman, diikuti dengan kembalinya keyakinan investor institusi domestik untuk menanamkan modalnya, yang tercermin dari kontribusi perdagangan harian yang telah kembali di atas 24 persen sejak tahun 2020.
"Meningkatnya partisipasi investor di pasar modal Indonesia tentunya menjadi perhatian kami untuk terus meningkatkan aktivitas sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat," tambahnya.
Berlangsung 11.000 Kegiatan
BEI mencatat sedikitnya telah berlangsung lebih dari 11.000 kegiatan edukasi dengan jumlah peserta mencapai 1,8 juta orang sepanjang tahun 2022. Kegiatan ini akan terus digencarkan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan pasar modal Indonesia.
Pencapaian pasar modal tahun ini turut diapresiasi oleh berbagai lembaga internasional, yakni sebagai Best Islamic Capital Market dan Best Top Asian in South Asia tahun 2022.
Menurutnya, semua pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan di sektor keuangan Indonesia.
"Kami meyakini sinergi yang baik ini akan terus menjadi pondasi utama dalam menghadapi berbagai skenario tantangan ke depan yang tidak mudah," tegas Iman.
(mdk/idr)