BI: Nilai tukar Rupiah sudah temukan titik keseimbangan
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, pada April hingga Juni merupakan periode di mana Rupiah mengalami penyesuaian terhadap kondisi global, seperti kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan perang dagang. Namun periode penyesuaian tersebut dinilai telah selesai.
Bank Indonesia (BI) mengklaim bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kini mulai stabil. Kestabilan ini diharapkan bisa berlangsung hingga akhir tahun.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, pada April hingga Juni merupakan periode di mana Rupiah mengalami penyesuaian terhadap kondisi global, seperti kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan perang dagang. Namun periode penyesuaian tersebut dinilai telah selesai.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
"Memang pada waktu periode April sampai Juni itu memang adjustment terhadap perang dagangnya AS-China, kemudian juga adjustment terhadap kenaikan suku bunga AS yang di-confirm oleh The Fed akan empat kali. Jadi kita memang negara-negara emerging mengalami volatility untuk periode April-Juni," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/7).
Namun mulai Juli ini, lanjut dia, nilai tukar Rupiah sudah mulai menemui titik keseimbangan. Hal ini diharapkan berlangsung hingga akhir tahun.
"Periode juli ini masuknya sudah seimbang, kita lihat juga yield surat utang AS sekarang sudah di bawah 3 persen, di level 2,8 gitu, surat utang AS yang 10 tahun. Yield surat utang pemerintah yang waktu itu hampir 8 persen, sekarang stabil 7,4, di bawah 7,5 persen. Dan kemudian kita lihat bawah sudah mulai inflow di Juli ini di SBN. Kita lihat lelang SBN surat utang pemerintah juga sudah over subscribe. Terakhir 3 kali. Jadi stabilitasnya sudah terjadi. Mudah-mudahan sampai akhir tahun begitu," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)