BI sebut penguatan Rupiah bukti keberhasilan pemerintah tekan impor
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebutkan penguatan atau apresiasi tersebut merupakan bukti keberhasilan kebijakan BI dan pemerintah dalam menjaga stabilisasi Rupiah.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) terus menunjukkan penguatannya. Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.945 per USD, dan terus menguat hingga mencapai level Rp 14.863 per USD.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebutkan penguatan atau apresiasi tersebut merupakan bukti keberhasilan kebijakan BI dan pemerintah dalam menjaga stabilisasi Rupiah.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
"Iya, artinya beberapa kebijakan pemerintah, terutama dengan menekan atau mengelola defisit transaksi berjalan, sudah mulai terlihat hasilnya," kata dia di hotel Pullman, Jakarta, Selasa (6/11).
Meski begitu, dia menegaskan saat ini dampak kebijakan-kebijakan tersebut belum maksimal. Terutama dalam hal pembatasan impor.
"Memang belum bisa dilihat secara maksimal, jangan secara langsung dampak impor berkurang, karena bagaimana pun juga ada impor untuk capex, itu yang terus berjalan. Karena untuk kebijakan investasi, infrastruktur, itu juga masih terus berlangsung," ujarnya.
Akan tetapi, untuk impor non strategis, misalnya konsumsi sudah relatif lebih rendah. Angka pertumbuhan impor riil sendiri di kuartal III 2018 lebih rendah dibandingan kuartal II 2018.
"Jadi itu sudah dukungan, meski sebenarnya kebijakan itu baru di September, sehingga hasilnya belum begitu terasa di kuartal III 2018, jadi mungkin lebih banyak kita lihat di kuartal IV 2018," ujarnya.
Dia menegaskan BI dan pemerintah akan terus menjaga Rupiah tetap berada di fundamentalnya.
"Stabilisasi Rupiah terus kami lakukan, meski tentunya dalam beberapa hal itu dalam tentunya dari kombinasi kami memainkan suku bunga, intervensi, dan nilai tukar itu sendiri didepresikan secara gradual," tutupnya.
Baca juga:
BI soal Rupiah menguat: Pertemuan Trump dan Xi Jinping memberi dampak positif
Pertemuan Trump dan Xi Jinping bikin dolar melemah
Rupiah terus menguat sentuh level Rp 14.863 per USD
Rupiah mulai menguat di level Rp 14.900-an
Rupiah menguat ke level Rp 15.041 per USD, ini kata Bos BI
KSSK catat pelemahan Rupiah mencapai 10 persen