BI: Suku Bunga Deposito Lebih Cepat Turun Dibanding Kredit
Selama pandemi Covid-19, Bank Indonesia telah berkali-kali menurunkan suku bunga acuan. Hingga Februari 2021, BI 7-Day Reverse Repo Rate berada di posisi 3,5 persen, lebih rendah dibandingkan Februari 2020 sebesar 4,75 persen.
Selama pandemi Covid-19, Bank Indonesia telah berkali-kali menurunkan suku bunga acuan. Hingga Februari 2021, BI 7-Day Reverse Repo Rate berada di posisi 3,5 persen, lebih rendah dibandingkan Februari 2020 sebesar 4,75 persen.
Sayangnya, penurunan suku bunga acuan ini tidak selalu direspon positif oleh perbankan, khususnya pada penurunan suku bunga pembiayaan. Suku bunga pembiayaan dinilai sulit beradaptasi dengan kebijakan bank sentral dibandingkan dengan penurunan suku bunga deposito yang cenderung lebih cepat penyesuaiannya.
-
Bagaimana cara membuka rekening deposito di bank? Untuk membuat rekening deposito di setiap bank hampir sama dengan tahapan sebagai berikut: a. Siapkan sumber dana berupa: uang tunai, debit rekening, hasil kliring.b. Datang ke kantor cabang bank terdekat, atau masuk ke situs bank resmi karena beberapa bank menyediakan fasilitas pembukaan rekening deposito secara online.c. Mintakan bukti kepemilikan sertifikat Bilyet Deposito/ email konfirmasi untuk Deposito Online.
-
Apa itu deposito? Pengertian deposito adalah produk jasa simpanan berjangka di bank yang menjanjikan bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa.
-
Kapan dana deposito dapat dicairkan? Melansir laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. Artinya, dana yang ditempatkan pada deposito, hanya dapat dicairkan saat jangka waktunya berakhir atau setelah jatuh tempo.
-
Siapa yang menjamin dana yang disimpan dalam deposito? Deposito merupakan salah satu pilihan investasi yang aman dengan risiko yang rendah. Bunga yang ditawarkan lebih tinggi dari tabungan biasa, serta dana yang ditempatkan dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) maksimal sebesar Rp2 miliar.
-
Bagaimana cara mendapatkan bunga deposito yang lebih tinggi? Semakin besar dana dan semakin lama waktu pencairan depositonya, akan semakin besar pula bunga yang akan didapatkan oleh nasabah.
-
Apa yang dimaksud dengan bunga persen pinjaman? Bunga persen pinjaman adalah biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbalan atas penggunaan dana pinjaman.
"Kalau dilihat secara jangka panjang selalu seperti itu. Kalau BI rate turun, deposito ratenya turun cepat tapi kalau suku bunga kredit masih sangat rigit," kata Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial, Juda Agung dalam Taklimat Media: Kebijakan LTV dan Uang Muka KKB, Jakarta, Senin (22/2).
Sehingga, terjadi perbedaan suku bunga kredit perbankan dan suku bunga acuan yang makin lebar. Dia melihat, perbankan memanfaatkan keadaan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam kondisi ini. "Artinya bank mencoba mendapatkan keuntungan yang lebih seperti saat ini," ungkap dia.
Padahal, penurunan suku bunga acuan yang dilakukan bank sentral untuk mendorong permintaan kredit konsumsi. Maka, tidak heran jika permintaan kredit di masyarakat masih rendah. "Makanya orang masih ragu minta kredit karena suku bunga kredit masih tinggi," kata dia.
Penurunan suku bunga kredit perbankan bisa menjadi salah satu faktor masyarakat belum mau mengajukan pembiayaan, terlebih dalam kondisi yang masih tinggi ketidakpastiannya. Seharusnya, bila Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan penurunan suku bunga acuan, maka perbankan juga harus merespon dengan baik.
Penurunan suku bunga tidak hanya pada deposito atau tabungan saja. Melainkan juga pada suku bunga pembiayaan. "Karena kalau kita lihat dengan adanya biaya-biaya dalam suku bunga ini, ada biaya overheat cost ini sudah diturunkan juga secara cepat," kata dia.
Untuk itu dia berharap agar perbankan bisa lebih responsif dengan kebijakan Bank Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menilai, penurunan suku bunga Bank Indonesia tidak efektif dorong konsumsi. Sebab, penyesuaian bunga yang dilakukan perbankan justru memperlebar margin suku bunga pembiayaan.
Dia menceritakan, suku bunga acuan pada Maret 2020 tercatat 4,5 persen. Lalu kebijakan suku bunga perbankan untuk konsumsi menjadi 11,47 persen.
Menurutnya, dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu dan ketidakpastian yang tinggi membuat bank sentral secara bertahap menurunkan suku bunga acuan. Hingga akhirnya di November, suku bunga acuan turun menjadi 3,5 persen.
Sayangnya penurunan suku bunga acuan tersebut tidak direspon dengan cepat oleh perbankan. Dengan suku bunga acuan yang 3,5 persen, suku bunga konsumsi hanya turun menjadi 10,97 persen.
"Responnya (perbankan) konsumsi ini jauh lebih lambat dan selisihnya besar dan makin lambat. Saat suku bunga 4,5 persen gap-nya 6,87 persen dan ketika suku bunga 3,5 persen gap-nya jadi makin tinggi jadi 7,22 persen," tutur Tauhid.
(mdk/azz)