BKPM sebut produsen yoghurt asal AS berminat investasi di Indonesia
Berdasarkan data yang dimiliki oleh BKPM pada 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai USD 893 juta.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan salah satu produsen yoghurt asal Amerika Serikat (AS) berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Masuknya minat investasi tersebut dinilai akan berdampak positif untuk menambah variasi sektor investasi yang masuk dari negeri Paman Sam tersebut.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh BKPM pada 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai USD 893 juta, yang terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Sementara itu, dari sisi komitmen tercatat masuknya komitmen USD 4,8 miliar yang terdiri dari 76 proyek.
"Kami berharap mereka dapat segera meningkatkan minat tersebut menjadi komitmen investasi serta merealisasikannya. Dengan berkembangnya jumlah kelas menengah di kota-kota besar di Indonesia, konsumsi dairy product seperti keju dan yoghurt tentu juga ikut meningkat," kata Franky dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (15/3).
Dia menambahkan, minat investasi yang masuk dari Amerika Serikat dapat berkontribusi positif pada capaian realisasi investasi sektor industri makanan. Di mana realisasi investasi industri makanan dan makanan yang masuk dalam sektor prioritas padat karya tercatat Rp 43,5 triliun terdiri dari 2.185 proyek dan menyerap 178.795 tenaga kerja.
"Investasi sektor makanan dan minuman terbukti mendominasi dari total keseluruhan investasi yang masuk di sektor padat karya sebesar Rp 55 triliun," imbuhnya.
Seperti diketahui, BKPM menargetkan capaian realisasi investasi pada tahun 2016 bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari penanaman midal asing (PMA) sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu.
Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.
Baca juga:
Bank Dunia: Pemerintah butuh investasi swasta topang lapangan kerja
Prancis tertarik cicipi manisnya bisnis maritim Indonesia
Investasi pertanian, BKPM sebut Australia siapkan duit Rp 1,6 T
Incar bisnis pariwisata Danau Toba, Australia siapkan dana Rp 125 M
Investor Korsel tanamkan modal Rp 1 T untuk transportasi laut
BKPM sebut China bakal bangun kawasan industri senilai Rp 6,95 T
Pemerintah bentuk dewan kawasan untuk perbaiki tata kelola Batam
-
Mengapa Amerika Serikat berencana untuk berinvestasi 'habis-habisan' dalam industri teknologi? Atas hal itu, maka wajar bila Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa negaranya akan berinvestasi ‘habis-habisan’ dalam industri yang akan menentukan masa depan.
-
Bagaimana BRImo membantu nasabah berinvestasi? Nasabah juga kini semakin mudah berinvestasi melalui BRImo. Kini Anda dapat melakukan pembelian emas, surat berharga, dana pensiun, hingga pembukaan deposito hanya dari smartphone.
-
Siapa yang mendorong investasi masuk ke daerah agar berkolaborasi dengan UMKM setempat? Di sisi lain, pihaknya mendorong setiap investasi yang masuk ke daerah, wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha dan pelaku UMKM setempat.
-
Kenapa para pengusaha Amerika Serikat mengapresiasi Airlangga Hartarto? "Kalangan pengusaha AS memberi apresiasi terhadap kebijakan investasi Indonesia yang telah menciptakan iklim bisnis yang lebih kondusif," tegas Anggota Kongres Jackson.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.