BNI prediksi Bank Indonesia akan pertahankan suku bunga acuan
Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan salah satu alasan BI menahan suku bunga acuan tersebut mengingat kondisi ekonomi nasional saat ini mulai stabil. Selain itu, kondisi di Amerika Serikat (AS) sendiri pun sudah jauh lebih tenang.
Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Ryan Kiryanto memprediksi Bank Indonesia (BI) akan tetap menahan suku bunga acuannya di kisaran 5,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan di pertengahan Agustus mendatang.
"Saya kira BI tetap akan menahan baik BI 7 Day Repo Rate, maupun deposit facility, landing facility pada situasi sekarang," kata Ryan saat ditemui di, Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (31/7).
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Bagaimana BNI bertransformasi menjadi Bank Negara Indonesia 1946? Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 1968, BNI resmi bertransformasi. BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Mengapa BNI dan Bank Lampung berkolaborasi untuk menerbitkan Kartu Kredit Indonesia? Langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
Ryan mengatakan, salah satu alasan BI menahan suku bunga acuan tersebut mengingat kondisi ekonomi nasional saat ini mulai stabil. "Saya kira tetap bertahan. Kenapa? Karena tingkat volatility dan tingkat ketidakpastian sudah mulai berkurang. Bukan mereda tapi sudah berkurang," imbuhnya.
Menurutnya, kondisi di Amerika Serikat (AS) sendiri pun sudah jauh lebih tenang. Kemudian isu perang dagang juga sudah mulai meredam. Namun justru bergeser ke isu perang mata uang. "Tapi itu klo kita belajar di tahun lalu, itu fenomena di kejadian yang normal," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Grup Riset Makroprudensial Departemen Kebijakan Makro Prudensial BI, Retno Ponco Windarti, menjelaskan sentimen kenaikan bunga oleh The Fed masih bakal terjadi sampai akhir 2018.
Maka dari itu, dia memastikan Bank Indonesia tetap membuka peluang untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya jika memungkinkan. "Kami tidak menutup kemungkinan untuk itu (menaikkan bunga acuan), kalau ada peluang kenaikan akan dilakukan," kata Retno.
Menurutnya, Bank Indonesia sudah memiliki sejumlah strategi jika The Fed benar-benar menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 4 kali. Jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan prediksi sebelumnya yakni 3 kali sepanjang 2018.
Baca juga:
BI diprediksi masih naikkan suku bunga hingga 5,75 persen
BI catat bunga kredit hingga deposito mulai naik
BNI Syariah tak revisi target meski suku bunga acuan naik
Ini alasan BI tahan suku bunga acuan di 5,25 persen
BI pertahankan suku bunga acuan di 5,25 persen