Boediono: Utang Indonesia jangan sampai lebih dari 60 persen
Dia menilai, hal ini sangat penting dilakukan mengingat pemerintah sangat mudah mendapatkan pinjaman dari pasar keuangan dunia. Sehingga, resiko terjadinya gejolak ekonomi sangat besar jika pemerintah tidak bisa mengendalikan utang negara.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Boediono meminta agar pemerintah saat ini bisa mengelola keuangan sesuai dengan rambu-rambu. Salah satunya, dalam menjaga utang negara tetap terkendali demi keseimbangan perekonomian nasional.
"Utang jadi penyebab timbulnya gejolak. Karena kalau banyak tidak bisa dibayar, ramai. Dan ini rambunya ada di UU Keuangan Negara, jangan sampai utang lebih dari 60 persen," kata Boediono di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/11).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa saja contoh kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Malaysia? Dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, Malaysia merupakan partner perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan jumlah investasi ke-5 di tahun 2022 di ASEAN.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
Dia menilai, hal ini sangat penting dilakukan mengingat pemerintah sangat mudah mendapatkan pinjaman dari pasar keuangan dunia. Sehingga, resiko terjadinya gejolak ekonomi sangat besar jika pemerintah tidak bisa mengendalikan utang negara.
Sementara di masa lalu, khususnya pada saat krisis keuangan, pemerintah sangat sulit mendapatkan pinjaman hanya untuk menutupi kekurangan anggaran. Sebab, pasar keuangan dunia meragukan keberlanjutan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Masalah yang utama pada tahun 2001, dari pelaku dalam negeri dan luar negeri di pasar keuangan adalah mereka mempertanyakan dengan beban utang yang besar, lalu sustainability dari APBN-nya bagaimana?" imbuhnya.
Mantan Menteri Keuangan periode 2001-2004 ini juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang stabil saat ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Sebab, dengan stabilnya pertumbuhan ekonomi, maka akan sangat mudah pemerintah mendapatkan utang.
"Dulu pertumbuhan ekonomi kita rendah, jadi pasar keuangan dunia sulit memberikan kita pinjaman. Semoga dengan perekonomian kita saat ini, utang tetap bisa kita jaga," pungkas Boediono.
Baca juga:
Bos OJK ajak rakyat rajin menabung untuk bantu kurangi utang asing
Pemerintah Jokowi tambah utang Rp 40 triliun tahun depan
BTN kucurkan kredit Rp 325 miliar ke PP Properti
Anggaran defisit, pemerintah bakal tambah utang Rp 384,7 triliun
Ini strategi pemerintah tekan utang meningkat tahun depan
4 Bahaya jika Indonesia berhenti berutang pada asing
KSSK khawatirkan rendahnya penetrasi korporasi RI tarik utang