Bos Bea Cukai Sebut 26 Ribu Kontainer Misterius Masih Diperiksa
Puluhan ribu kontainer misterius tersebut sekarang masih diperiksa.
Puluhan ribu kontainer misterius tersebut sekarang masih diperiksa.
Bos Bea Cukai Sebut 26 Ribu Kontainer Misterius Masih Diperiksa
Bos Bea Cukai Sebut 26 Ribu Kontainer Misterius Masih Diperiksa
Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan Askolani angkat bicara soal 26.415 kontainer yang menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Puluhan ribu kontainer misterius tersebut sekarang masih diperiksa sesuai prosedur. Askolani bilang proses pemeriksaan serta perizinan kontainer tersebut akan melibatkan beberapa kementerian/lembaga (K/L).
“Itu proses normal saja. Dijalani saja. Enggak ada hal aneh itu," kata Askolani saat ditemui usai Rapat Kerja Badan Anggaran DPR dengan Menteri Keuangan RI dan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (9/7).
Dilansir dari Antara, Askolani menjelaskan pemeriksaan kontainer menyesuaikan dengan ketentuan yang dibuat Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan hingga PT Surveyor sebagai lembaga pengawas.
"Nanti kalau ada yang enggak sesuai pasti dilarang Kementerian Perindustrian, nanti kalau ada yang enggak sesuai pasti dilarang Kementerian Perdagangan, kalau enggak sesuai pasti dilarang PT Surveyor, banyak pihak yang mengawasinya,” kata Askolani.
Hingga saat ini, ia mengaku masih belum mengetahui isi dari kontainer tersebut.
Terkait dugaan kontainer yang berisi barang-barang tekstil dan produk tekstil (TPT), Akolani menilai akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak Bea Cukai.
“Isinya pasti ikutin ketentuan. Kalau ada yang larangan dan pembatasan (lartas), itu tidak ada barang yang langsung lolos, pasti dicek. Izin perdagangan, izin sama PT Surveyor Indonesia, panjang tuh urusannya. Itu bukan hanya urusan Bea Cukai saja. Itu urusan semua pihak,” beber Askolani.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pihaknya ingin mengetahui isi dari 26.415 kontainer atau peti kemas yang tertahan di 2 pelabuhan tersebut.
Agus merasa ini perlu dilakukan guna menyiapkan strategi pencegahan yang efektif dalam melindungi industri dalam negeri.
"26 ribu itu is a big number, besar sekali. Kalau kita bicara soal 100-200 kontainer ya mungkin kita tidak akan terlalu pusing tapi ketika kita mempunyai 26 ribu kontainer kita mempunyai kepentingan tentu untuk memitigasi," kata Agus saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/7).
Menurutnya, keterbukaan data terkait isi dari kontainer tersebut merupakan hal utama yang mesti diketahui.
Mengingat dari 26.415 peti kemas yang tertahan berpotensi berisi bahan baku industri yang mengancam industri domestik.
merdeka.com
"Saya juga pengen tahu, ketentuan barang-barang itu. Jangan-jangan bahan baku, kalau bahan baku di sektor apa barang-barang itu? Jangan-jangan barang jadi, misalnya pakaian jadi, misalnya TV elektronik, barang-barang elektronik," tutur Agus.