Bos BI Sebut Inflasi April karena Faktor Musiman Bukan karena Fundamental
Harga bahan pangan yang andilnya cukup besar dalam inflasi adalah bawang merah dan cabai merah. Sebab kedua komoditi tersebut mengalami keterlambatan panen dikarenakan faktor cuaca buruk di beberapa daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2019 sebesar 0,44 persen. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari prediksi Bank Indonesia (BI) yaitu 0,37 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, inflasi tersebut disumbang oleh naiknya beberapa harga pangan serta masih mahalnya tiket pesawat.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Sebagaimana kita ketahui inflasi April sedikit lebih tinggi dari yang kita perkirakan karena realisasi kemarin 0,44 persen, sedikit lebih tinggi dari perkiraan kami 0,37 persen," kata dia saat ditemui usai shalat Jumat di Mesjid BI, Jakarta, Jumat (3/5).
Dia menjelaskan, harga bahan pangan yang andilnya cukup besar dalam inflasi adalah bawang merah dan cabai merah. Sebab kedua komoditi tersebut mengalami keterlambatan panen dikarenakan faktor cuaca buruk di beberapa daerah. "Bawang merah dan cabai merah memang kemarin karena cuaca, panennya mundur seperti itu. Kedua, terkait naiknya biaya tiket," ujarnya.
Kendati demikian dia menegaskan penyumbang inflasi adalah faktor musiman, bukan berasa dari kondisi fundamental ekonomi yang mengalami masalah.
"Tapi kami melihat itu faktor musiman bukan merupakan faktor yang fundamental. Dari fundamental terlihat pada inflasi intinya yang tetap rendah. Realisasinya 3,05 persen. Kesimpulannya, kami berpandangan bahwa inflasi yang terjadi di April dan mungkin Mei lebih karena faktor musiman baik karena cuaca ataupun menjelang hari Ramadhan," ujarnya.
Sejauh ini, BI masih berpandangan inflasi sepanjang tahun ini akan tetap terjaga dalam target dan batas aman yaitu 3,1 - 3,5 persen. "Secara keseluruhan kami berpandangan inflasi rendah dan terkendali. Kami lihat proyeksi ke depan akan tetap rendah" ujarnya.
"Namun demikian, kami akan tetap mewaspadai, mencermati, memantau harga-harga pangan dan harga yang diatur pemerintah dan juga koordinasi dengan pemerintah melalui TPIP dan TPID," tutupnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut bahwa inflasi pada April 2019 sebesar 0,44 persen. Dengan demikian, inflasi sejak Januari hingga April 2019 tercatat sebesar 0,80 persen.
"Perkembangan harga secara umum naik di April 2019. Dari pantauan 82 kota, inflasi tercatat sebesar 0,44 persen. Agak tinggi," ujarnya di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (2/5).
Sementara itu, inflasi dari tahun ke tahun tercatat sebesar 2,83 persen. Angka tersebut masih sesuai dengan target pemerintah tahun ini pada angka 3,5 persen.
"Secara umum inflasi selama April 2019 terkendali dengan adanya sejumlah komoditas mengalami peningkatan," kaya Suhariyanto.
Dari 82 kota, Medan mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 1,30 persen dan terendah dicatatkan oleh pare-pare sebesar 0,3 persen. Sedangkan deflasi tertinggi dicatatkan oleh Manado -1,27 persen dan terendah maumere -0,04 persen.
"Penyebab utama inflasi April adalah kenaikan harga bahan makanan, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan," tandasnya.
Baca juga:
Angkutan Udara Jadi Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kota Malang April 2019
BI Tak Khawatir Lonjakan Inflasi saat Ramadan dan Lebaran
Harga Pangan Merangkak Naik Jelang Ramadan
Menko Darmin soal Inflasi: Impor Bawang Putih Terlambat dan Tiket Pesawat Masih Mahal
BPS: Tiket Pesawat Hingga Bawang Putih Sumbang Inflasi Sepanjang April 2019
Dipicu Kenaikan Harga Makanan dan Transportasi, Inflasi April Tembus 0,44 Persen