Bos OJK ingin sistem kliring perbankan dan pasar modal bisa digabung
Bos OJK ingin sistem kliring perbankan dan pasar modal bisa digabung. Wimboh mengatakan sistem kliring tersebut dibutuhkan untuk mendisiplinkan semua pemain yang memiliki eksposur di pasar modal. Namun demikian, bos OJK yang baru terpilih tersebut mengatakan pengadaan CCP masih terus dikaji.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, menginginkan adanya gebrakan baru di pasar modal Indonesia. Salah satunya bagaimana ke depan kliring pasar modal, perbankan dan pasar komoditas digabungkan.
"Ada satu hal penting kaitan dengan pasar ini, bagaimana ke depan kita punya kliring CCP (center counterparty). Itu kan bagus sekali. Jadi kliring akan disentralisir jangan sampai ada berbagai macam," ujar ujar Wimboh di Gedung BEI Jakarta, Jumat (11/8).
Wimboh mengatakan sistem kliring tersebut dibutuhkan untuk mendisiplinkan semua pemain yang memiliki eksposur di pasar modal. "Kalau ada lembaga seperti ini instrumennya harus diatur, bukan over the counter atau hanya diantara kedua belah pihak," jelasnya.
Namun demikian, bos OJK yang baru terpilih tersebut mengatakan pengadaan CCP masih terus dikaji. Hingga kini pihaknya juga belum mengetahui jelas apakah akan membentuk lembaga baru atau digabungkan dengan lembaga kliring yang telah ada. Terlebih, dalam merealisasikan langkah tersebut dibutuhkan kerja sama antar lembaga terkait.
"Sehingga nanti pak Tito akan lebih sibuk instrumen lebih banyak, transaksi kita yakin lebih banyak. Investor akan lebih confidence dengan market Indonesia," jelasnya.
"Kita di OJK akan bentuk berbagai working grup mengenai pengembangan finansial instrumen, pengembangan marketnya, bagaimana kita ada komunikasi dengan seluruh elemen baik pasar, pemerintah, pengusaha dan sebagainya," pungkasnya.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Apa kondisi sektor jasa keuangan nasional menurut OJK? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Di mana Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat digelar? Dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan, OJK Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Bank Indonesia dan 14 Lembaga Jasa Keuangan menggelar Pasar Keuangan Rakyat (PKR) yang dilaksanakan pada 27-29 Oktober 2023 di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat.
Baca juga:
OJK sempurnakan regulasi pasar modal dorong pemerataan pembangunan
Sandiaga dorong BUMD infrastruktur & properti DKI melantai di bursa
OK OCE Stock Center latih warga Jakarta jadi investor di pasar modal
Semen Baturaja target penjualan 2 juta ton senilai Rp 1,8 triliun
Semester I, WIKA raup kontrak anyar Rp 20,8 triliun
BNI catat laba bersih semester I 2017 sebesar Rp 6,41 triliun
Semester I, penjualan Indocement turun 15 persen ke Rp 6,5 triliun