Bos Pajak Blak-blakan Penyebab Penerimaan 2019 Tak Sesuai Harapan
Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak semester I-2019 sebesar Rp 603,34 triliun. Jumlah tersebut hanya tumbuh 3,74 persen jika dibanding periode yang sama di 2018. Dirjen Pajak, Robert Pakpahan, menjelaskan terdapat beberapa jenis pajak utama mengalami tekanan pada semester I/2019.
Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak semester I-2019 sebesar Rp603,34 triliun. Jumlah tersebut hanya tumbuh 3,74 persen jika dibanding periode yang sama di 2018.
Meskipun tercatat ada pertumbuhan secara volume penerimaan, tapi pertumbuhan tersebut lebih rendah jika dibanding dengan kinerja penerimaan pada 2018 yang berhasil naik 13,9 persen.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Kejatuhan cicak di paha pertanda apa? Arti kejatuhan cicak yang berikutnya adalah jika kamu mengalami kejatuhan cicak tepat pada paha. Musibah yang disebabkan oleh orang lain ini bisa diketahui dari posisi cicak jatuh.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Kapan Mpok Atiek bermimpi? Dalam mimpi, tanggal 10 bulan 7 tahun 2024, nggak dipikir, anggap aja bunga tidur," ujarnya.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
Dirjen Pajak, Robert Pakpahan, menjelaskan terdapat beberapa jenis pajak utama mengalami tekanan pada semester I/2019. Misalnya PPh 22 impor, hanya tumbuh 2,3 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibanding 2018 yang tumbuh 28 persen.
Selanjutnya, lanjut Robert, ada PPh Badan yang hanya tumbuh 3,4 persen. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu sebesar 23,8 Persen.
"Kemungkinan harga jual barangnya turun. Sebagian dari para korporasi ini sudah minta penyesuaian ke kami. Kemungkinan besar dipengaruhi harga-harga jual produk mereka," kata Robert, dalam Media Gathering, di Bali, Jumat (2/8).
Jika menilik berdasarkan sektor, maka penerimaan pajak dari sektor pertambangan dan industri pengolahan lah yang mengalami koreksi paling besar.
Jika pada periode yang sama tahun lalu sektor pertambangan tumbuh 80,3 persen, maka tahun ini sektor tersebut minus 14 persen. Sementara, industri pengolahan terkoreksi 2,6 persen.
"Faktor utama yang menyebabkan kontraksi sektoral adalah penurunan harga komoditas tambang di pasar global," jelas dia.
"Selain itu, faktor restitusi yang mencapai 11 persen. Tekanan terbesar dihadapi oleh dua subsektor utama yaitu pertambangan batubara dan bijih logam," imbuh dia.
Sedangkan kinerja penerimaan dari sektor jasa transportasi dan pergudangan serta jasa keuangan, ujar dia, tumbuh lebih baik dibanding 2018. Pertumbuhan sektor jasa transportasi bahkan lebih laju 13 persen dibanding tahun lalu.
Dia mengungkapkan, perlambatan ekonomi global memang masih menjadi beban yang tak mampu dibendung pasar komoditas batubara internasional. Tren penurunan harga batubara pun masih berlanjut di tahun ini.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan target pajak akan meleset atau shortfall Rp140 triliun dari yang telah dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, sebesar Rp1.577,56 triliun.
Baca juga:
Kemenkeu Sebut Penurunan Penerimaan Pajak Bukan Karena Pemberian Insentif
Menteri Sri Mulyani Buka Peluang Ada Tax Amnesty Jilid II
Strategi Ditjen Pajak Antisipasi Shortfall Rp140 Triliun Tahun ini
Kemenkeu Dorong Digitalisasi Tempat Pelayanan Terpadu Ditjen Pajak
Ada Inovasi ini, Ditjen Pajak Yakin Tax Ratio RI Naik 1,5 Persen
Ditjen Pajak Catat 31 Investor Nikmati Tax Holiday dengan Total Investasi Rp354 T
Ditjen Pajak Anggarkan Rp2,04 Triliun Perbaiki Sistem IT