BPDPKS Telah Danai 232 Program Penelitian Soal Sawit
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan, sejak tahun 2015 sampai dengan Oktober 2021, pihaknya sudah mendanai sebanyak 232 program penelitian, yang bekerja sama dengan 69 lembaga penelitian dan pengembang.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan, sejak tahun 2015 sampai dengan Oktober 2021, pihaknya sudah mendanai sebanyak 232 program penelitian, yang bekerja sama dengan 69 lembaga penelitian dan pengembang.
"Program penelitian dan pengembangan sawit yang dibiayai oleh DPD PKS sejak tahun 2015 sampai dengan saat ini, BPDPKS telah mendanai sebanyak 232 program penelitian, bekerja sama dengan 69 lembaga penelitian dan pengembangan dengan keterlibatan 840 orang peneliti dan 346 orang mahasiswa," kata Eddy dalam Pekan Riset Sawit Indonesia 2021, Rabu (17/11).
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
Dia menjelaskan, pekan riset sawit 2021 ini yang dimaksudkan untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan sawit yang mendapatkan pendanaan dari BPDPKS.
Sebab, kelapa sawit sebagai komoditas perkebunan strategis nasional sebagaimana yang tercantum di dalam peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2015 tentang penghimpunan dana perkebunan sangat membutuhkan penelitian dan pengembangan atau riset yang baik dengan solusi konkrit dalam menjaga berbagai persoalan yang dihadapi oleh industri sawit dari hulu sampai Hilir.
Di mana hasil riset dapat berdampak langsung untuk pengembangan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan, maupun sebagai bahan, rekomendasi untuk mengambil kebijakan serta melawan kampanye hitam atau kampanye negatif terhadap sawit berdasarkan data dan fakta yang objektif.
"Program riset merupakan salah satu program BPDPKS yang ditujukan untuk peningkatan pengetahuan tentang pemuliaan, budidaya, pasca panen dan pengolahan hasil industri, pasar, produk hasil perkebunan dari hulu ke hilir dan potensi pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit," ujarnya.
Di samping itu program riset juga ditujukan untuk pembentukan dan atau penguatan lembaga riset yang telah ada, dengan fokus pada teknologi untuk sektor industri, inovasi produk, skema pembiayaan tentang pasar dan adopsi lingkungan.
"Output dari kegiatan tersebut nantinya juga akan segera kami integrasikan dengan database di badan riset dan inovasi nasional sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum," kata Eddy.
Dia berharap ke depan jumlah publikasi ilmiah terus meningkat sebagai wujud upaya hasil riset kelapa sawit yang selanjutnya dapat diimplementasikan oleh industri, masyarakat dan pemerintah dalam mewujudkan peningkatan produktivitas efisiensi dan nilai tambah produk sawit serta berkelanjutan industri sawit selamanya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Airlangga Sebut Kepemilikan Lahan Kebun Sawit Rakyat Hanya 41 persen
Airlangga Beberkan Peranan Industri Sawit Pulihkan Ekonomi
Menko Airlangga sebut Indonesia Bertekat jadi Penentu Harga CPO Global
Pendapatan BWPT Tumbuh 32 Persen di Kuartal III-2021
PTPN V Bantah Ambil Lahan Warga yang Tergabung Dalam Koperasi Sawit
Pedagang Pasar Soal Harga Minyak Goreng Rp 20.000 per Kg: Kenaikan Sudah Tidak Wajar