Terungkap, Tak Hanya 1 atau 2 Lubang Hitam di Luar Angkasa, Ilmuwan Ramai-ramai Revisi Penelitiannya
Penelitian baru mengungkapkan lebih banyak lubang hitam dari yang diperkirakan di alam semesta awal.
Penemuan Lubang Hitam yang Mencengangkan
Lubang hitam merupakan salah satu misteri paling dalam di alam semesta, dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa jumlahnya jauh lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal Letters, menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA untuk menemukan lubang hitam yang sebelumnya tidak terdeteksi. Dengan membandingkan gambar ruang angkasa yang diambil 15 tahun lalu, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi lebih banyak lubang hitam berdasarkan perubahan kecerahan objek langit.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang Lubang Hitam? Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Kembar yang Misterius Kedua lubang hitam ini berputar dalam orbit yang semakin memburuk di inti galaksi tersebut.
-
Dimana Teleskop James Webb mengamati Lubang Hitam? Mereka mengamati tanda-tanda inframerah dari galaksi-galaksi yang jauh
-
Mengapa ilmuwan mempelajari Lubang Hitam? Hal ini dapat menjadi petunjuk tentang bagaimana lubang hitam supermasif yang memiliki massa jutaan hingga miliaran kali massa Matahari dapat tumbuh menjadi ukuran yang sangat besar.
-
Apa yang baru ditemukan tentang Lubang Hitam? Salah satu temuan penting adalah kelangkaan lubang hitam supermassif yang dianggap tumbuh dengan cepat
-
Apa kesamaan alam semesta dengan lubang hitam? Alam semesta juga memiliki beberapa kesamaan dengan lubang hitam. Misalnya, jika kita memutarbalikkan ekspansi alam semesta, terlihat jelas bahwa ia dimulai dengan sebuah 'singularitas' — Big Bang — sebuah titik dalam waktu di mana kerapatan, suhu, dan energi sangat ekstrem sehingga hukum fisika tidak berlaku. Ini secara matematis sama dengan singularitas dalam lubang hitam.
-
Bagaimana cara peneliti menghubungkan lubang hitam dengan energi gelap? Dengan membandingkan data proksi energi gelap dan perkembangan lubang hitam pada berbagai fase kehidupan alam semesta, para peneliti menemukan bahwa kedua fenomena ini saling berhubungan.
Mengutip CNET, Jumat (18/10), proses ini dilakukan dengan cara mengamati kecerahan dari beberapa objek langit. Ketika lubang hitam menyerap materi dari objek di dekatnya, yang dikenal sebagai akresi, mereka akan menjadi lebih terang sementara.
Setelah materi tersebut diserap, lubang hitam akan kembali menjadi redup. Dengan mempelajari data selama 15 tahun, para peneliti dapat mengidentifikasi perubahan kecerahan ini dan menemukan lebih banyak lubang hitam.
Mengapa Penemuan Ini Penting?
Matthew Hayes, penulis utama studi ini, menjelaskan, "Ternyata ada beberapa kali lebih banyak lubang hitam yang berada di galaksi awal biasa daripada yang kita duga sebelumnya." Penemuan ini juga sejalan dengan penelitian terbaru yang dilakukan dengan Teleskop James Webb, yang mulai mengarah pada kesimpulan serupa. Dengan jumlah lubang hitam yang lebih banyak, masalah bagaimana lubang hitam supermasif dapat terbentuk di galaksi awal kini dapat terpecahkan.
Masalah yang sebelumnya dihadapi ilmuwan adalah bagaimana lubang hitam supermasif dapat ada di galaksi awal. Menurut Matthews, selama proses akresi, lubang hitam menghasilkan radiasi yang sangat besar, yang membatasi seberapa cepat lubang hitam dapat tumbuh. Sebagian besar lubang hitam supermasif yang ada dari masa awal alam semesta tampaknya lebih besar dari yang seharusnya, karena mereka belum memiliki cukup waktu untuk menyerap materi yang cukup untuk tumbuh sebesar itu.
Teori Baru tentang Pembentukan Lubang Hitam
Alice Young, co-author studi ini, menyatakan, "Banyak dari objek ini tampaknya lebih masif dari yang kita kira pada waktu yang sangat awal — baik mereka terbentuk sangat besar atau tumbuh dengan sangat cepat." Menurut Matthews, keberadaan sejumlah besar lubang hitam membuka kemungkinan baru tentang bagaimana mereka terbentuk. Ada terlalu banyak lubang hitam untuk semua terbentuk dengan metode yang sama.
Matthews menjelaskan, "Bintang terbentuk melalui kontraksi gravitasi awan gas: jika sejumlah besar partikel materi gelap dapat ditangkap selama fase kontraksi, maka struktur internal bisa sepenuhnya dimodifikasi — dan pengaktifan nuklir dapat dicegah." Hal ini memungkinkan pertumbuhan lubang hitam berlangsung jauh lebih lama dari umur bintang biasa, sehingga mereka dapat menjadi jauh lebih besar.
Implikasi Penemuan Ini untuk Astronomi
Dengan kata lain, lubang hitam supermasif di alam semesta awal mungkin berasal dari bintang gelap yang mengumpulkan materi dan kemudian akhirnya runtuh menjadi lubang hitam supermasif. Hal ini menjelaskan mengapa lubang hitam besar ada sebelum waktu yang seharusnya. Matthews menambahkan bahwa langkah selanjutnya adalah menggunakan Teleskop James Webb dan sensitivitas yang lebih tinggi untuk mempelajari lebih lanjut tentang lubang hitam ini dan mencari tahu berapa banyak dari mereka yang benar-benar ada di alam semesta awal.
Penemuan ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang evolusi lubang hitam, tetapi juga tentang bagaimana galaksi terbentuk dan berkembang seiring waktu. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menjawab lebih banyak pertanyaan mengenai misteri lubang hitam dan peran mereka dalam sejarah alam semesta.