Genosida di Gaza Jadi 'Alat Pemasaran' Senjata Israel, Slovakia Beli Sistem Pertahanan Udara Zionis
Walaupun tanggal pengiriman yang tepat belum ditentukan, diharapkan sistem ini dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Slovakia secara signifikan.
Israel telah menandatangani kontrak dengan nilai lebih dari dua miliar shekel, setara dengan sekitar USD 550 juta, untuk menyediakan Slovakia dengan sistem pertahanan udara yang canggih. Pengumuman ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Israel.
Sistem yang dikenal sebagai BARAK MX Integrated Air Defence System ini dirancang untuk menangani berbagai ancaman udara, termasuk rudal balistik. Kementerian Pertahanan Israel menyatakan bahwa kesepakatan ini merupakan perjanjian ekspor pertahanan terbesar yang pernah terjalin antara Israel dan Slovakia.
Menurut laporan dari surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, "Sistem BARAK MX ini sangat serbaguna, dapat melawan ancaman seperti jet tempur, helikopter, drone, misil jelajah, misil permukaan-ke-udara, dan rudal balistik taktis."
Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan tiga interceptor yang memiliki jarak operasi 35, 70, dan 150 kilometer. Setiap interceptor dilengkapi dengan pencari radar aktif, mesin pulsa ganda (dual-pulse engine), dan hulu ledak dengan daya tumbuk tinggi, yang memberikan kemampuan intersep luar biasa terhadap berbagai ancaman.
Kesepakatan ini mengikuti keputusan Kementerian Pertahanan Slovakia pada bulan Agustus yang memutuskan untuk membeli enam unit pertahanan udara mobile dari Israel.
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Eyal Zami mengatakan, perluasan ekspor pertahanan Israel selama perang ini adalah hasil langsung dari teknologi Israel yang terbukti di medan perang.
"Ekspor pertahanan sangat penting untuk keamanan dan kekuatan ekonomi kami. Ini memungkinkan kami untuk terus mengembangkan generasi berikutnya dari sistem tempur paling canggih di dunia. Atas nama menteri pertahanan dan lembaga pertahanan, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertahanan Slovakia karena memilih sistem pertahanan udara Israel dan saya yakin negara-negara NATO lainnya akan mengikuti jejak mereka," kata Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Eyal Zami seperti dikutip dari Middle East Monitor pada Selasa (24/12/2024).
Genosida di Gaza Jadi 'Alat Pemasaran' Senjata Israel
Perang yang terjadi di Jalur Gaza telah menjadi "alat pemasaran" yang menguntungkan bagi perdagangan senjata Israel, dengan klaim bahwa senjata tersebut telah teruji di lapangan.
Hal ini telah menarik perhatian pembeli dari berbagai belahan dunia. Sejak 7 Oktober 2023, Israel dilaporkan telah membunuh lebih dari 45.300 warga Palestina dan melukai 107.700 lainnya, dengan sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan.
Diperkirakan ada sekitar 11.000 orang yang hilang dan kemungkinan besar tewas di bawah reruntuhan rumah serta infrastruktur sipil lainnya yang hancur akibat serangan Israel. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza kini mengungsi, dan banyak wilayah di kantong itu mengalami kehancuran yang parah.
Saat ini, Israel menghadapi tuntutan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) terkait tindakannya di Jalur Gaza.