BPJS Kesehatan beroperasi, Kimia Farma bisa untung Rp 50 M/tahun
Penjualan obat generik bisa melonjak.
PT Kimia Farma (Persero) sangat diuntungkan dengan beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sejak 1 Januari lalu. Sebab, BUMN produsen obat-obatan tersebut bisa mendapatkan tambahan keuntungan sebesar Rp 50 miliar per tahun.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman usai rapat pimpinan BUMN dikantornya, Jakarta, Kamis (9/1).
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Bagaimana cara para artis ini memanfaatkan BPJS untuk pengobatan? Mereka mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta BPJS Kesehatan, kemudian menggunakan kartu BPJS saat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit atau klinik.
-
Apa saja penyakit yang dialami artis Indonesia yang menggunakan BPJS? Beberapa penyakit yang dialami artis Indonesia yang menggunakan BPJS Kesehatan antara lain pilek, diare, batuk, demam, usus buntu, kanker payudara, kanker kelenjar getah bening, gagal ginjal, efusi pleura, dan kanker otak.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat? Untuk itu, mereka melakukan transformasi digital dengan menghadirkan berbagai layanan inovatif yang mengandalkan teknologi dan digitalisasi.
-
Siapa yang dijamin BPJS Ketenagakerjaan? Seluruh pemain timnas yang berlaga di Piala AFF yang digelar di Stadion Jakabaring, Palembang ini akan dilindungi keselamatannya, sejak saat latihan terlebih saat pertandingan.
Rusdi menjelaskan, tambahan keuntungan tersebut bisa didapat dari lonjakan penjualan obat generik yang selama ini memang jadi andalan Kimia Farma. Tahun ini, BUMN tersebut menargetkan pendapatan dari penjualan obat generik sebesar Rp 800 miliar, naik ketimbang realisasi tahun lalu sebesar Rp 350 miliar.
Saat ini ada 240 industri farmasi yang memperebutkan pasar Rp 12 triliun.
Kimia Farma juga akan memperluas jaringan klinik dan apoteknya di seluruh Indonesia. Tahun ini, perseroan menargetkan penambahan 100-150 klinik kesehatan.
"Saat ini kita memiliki 200 klinik yang terbagi antara PPK1 itu yang seperti puskesmas dan PPK2 itu yang klinik tapi ada praktek dokternya," katanya.