BPS Catat Harga CPO di Agustus 2022 Turun Tajam
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga sejumlah komoditas ekspor mengalami penurunan selama bulan Agustus 2022. Harga minyak kelapa sawit (CPO) mengalami penurunan tajam baik secara bulanan maupun tahunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga sejumlah komoditas ekspor mengalami penurunan selama bulan Agustus 2022. Harga minyak kelapa sawit (CPO) mengalami penurunan tajam baik secara bulanan maupun tahunan.
"CPO ini cukup tajam turunnya," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/9).
-
Mengapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Mengapa kelapa sawit cocok dibudidayakan di Indonesia? Kelapa sawit hanya hidup di daerah tropis, seperti Indonesia, Malaysia, sebagian kecil wilayah Afrika, dan Amerika Latin.
Mengutip data dari Bank Dunia, harga CPO pada Agustus 2022 turun 2,9 persen (mtm) dan 10,15 persen (yoy). Tercatat harganya USD 1.026 per metrik ton (mt). Pola yang sama juga dengan harga bijih besi. Walau ekspornya tetap tumbuh 0,26 persen (mtm) tetapi secara tahunan turun hingga 32,87 persen.
Komoditas nikel juga mengalami penurunan 2,68 persen (mtm) tetapi tetap tumbuh 15,23 persen (yoy). Meski begitu harga nikel di bulan Agustus 2022 lebih tinggi dibandingkan harga nikel pada Agustus 2021.
"Nikel ini beberapa bulan ini mengalami penurunan, tapi kalau dibandingkan, harga di bulan Agustus 2022 ini masih lebih baik dari tahun lalu," kata dia.
Hal serupa juga terjadi pada kinerja ekspor minyak mentah Indonesia. Harganya turun 8,67 persen (mtm), tetapi mengalami peningkatan 39,36 persen (yoy). Di sisi lain harga minyak mentah ini lebih baik di bulan Agustus 2022 sebesar USD 96 per bbl.
Begitu juga dengan harga batubara yang secara bulanan mengalami penurunan 5,35 persen tetapi naik 110,3 persen secara tahunan. Setianto mengatakan penurunan kinerja ekspor batubara karena volumenya mengalami penurunan. Padahal secara harga, masih mengalami peningkatan.
"Batubara ini penurunan karena volumenya turun karena kalau harga ini masih mengalami peningkatan," kata dia.
Sementara itu, hanya gas alam yang mencatatkan kinerja positif dan harga yang terus meningkat. Per Agustus 2022 kinerjanya naik 21,08 persen (mtm) dan 117 persen (yoy). "Gas alam juga beberapa bulan ini masih meningkat kalau dibandingkan Agustus tahun lalu," katanya.
Baca juga:
Tagih Janji Perusahaan Sawit dan Batu Bara, Warga Blokade Jalan Pelabuhan Talang Duku
Pemerintah Butuh Dana Rp14 Miliar Bangun Pabrik Minyak Makan Merah
Cara Survive Buat Pelaku Industri Kelapa di Tengah Turunnya Harga Produk Kelapa Dunia
Harga CPO Meningkat, Pemerintah Naikkan Bea Keluar USD 74 Hingga 15 September
Aturan Baru: Pemerintah Perpanjang Pembebasan Tarif Pungutan Ekspor Sawit
Dua Hari Tenggelam, Pekerja Sawit di Bengkalis Ditemukan Tewas