BPS ingatkan potensi inflasi dua bulan mendatang
Lantaran ada lebaran Idul Fitri dan penaikan tarif listrik berikut efek lanjutannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi bakal melonjak signifikan dalam dua bulan mendatang. Ini lantaran ada faktor musiman berupa lebaran Idul Fitri ditambah penaikan tarif listrik berikut efek lanjutannya.
“Dampak tarif listrik naik untuk R1 dan R2 akan lebih terasa di Agustus, itu kan lebih banyak daripada yang sekarang TDL-nya sudah naik di kalangan industri,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di Jakarta, Selasa (1/7).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Siapa yang menyampaikan sejumlah catatan terkait usulan tambahan anggaran BPS? Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin turut menyampaikan sejumlah catatan.
-
Apa saja yang menjadi fokus kritik Komisi XI DPR RI terhadap usulan kenaikan anggaran BPS? Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin turut menyampaikan sejumlah catatan. “Pada dasarnya, kami memahami betul usulan tambahan pagu BPS, khususnya untuk perbaikan gedung kantor yang tidak layak.""Karena hal ini merupakan kebutuhan yang mendukung kinerja BPS untuk menjalankan tugas dalam menyediakan basis data kependudukan, hingga menjalankan program-program strategis, seperti Registrasi Sosial Ekonomi, hingga Sensus pertanian,” urai Puteri dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI bersama BPS pada Selasa (5/9). Namun, Puteri mengusulkan agar tambahan pagu ini juga digunakan untuk kegiatan strategis lain yang akan berlangsung tahun depan, seperti pelaksanaan Pemilu 2024. “Berbagai survei tadi saya rasa sudah menjadi agenda rutin BPS, khususnya survei wisatawan, e-commerce, dan statistik metropolitan. Jika tetap diusulkan, saya ingin mengetahui seberapapenting urgensi dari survei tersebut. Mengapa tidak BPS melakukan pendataan terkait statistik pemilu, yang saya kira penting untuk membantu kita dalam mengevaluasi pelaksanaan pemilu nanti,” ucap Puteri.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk menstabilkan harga beras di Indonesia? “Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total per kemarin (14/12) sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," kata Tomi.
Berdasarkan kesepakatan pemerintah dan DPR, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diberi keleluasaan untuk menaikkan tarif listrik enam golongan pelanggan secara bertahap setiap dua bulan mulai 1 Juli.
Yakni, pelanggan rumah tangga R1 dengan daya 1.300 volt ampere (VA) dengan penaikan tarif listrik rata-rata 11,36 persen, rumah tangga RI dengan daya 2.200 VA (10,43 persen), rumah tangga R2 dengan daya 3.500 VA-5.500 VA (5,7 persen).
Kemudian, industri menengah nonperusahaan publik di atas 200 kVA (11,57 persen), pemerintah dengan daya 200 kVA (5,36 persen), dan penerangan jalan umum (10,69 persen).
Akibatnya, inflasi Juli diperkirakan melonjak. Pasalnya, penaikan tarif komoditas yang diatur pemerintah ini berbarengan dengan momen ramadan, libur sekolah, dan tahun ajaran baru.
Untuk meredam itu, pemerintah diminta menjaga harga pangan yang nilainya bergejolak (volatile food).
“Kalau harga ayam bisa ditahan, dampaknya akan lumayan. Kita ingat, telur juga masih akan tinggi karena permintaan banyak, kan tidak sedikit yang bikin kue saat ramadan dan itu butuh telur,” urai Sasmito.
BPS mengumumkan inflasi Juni 2014 sebesar 0,43 persen. harga pada Volatile food, terutama daging dan telur ayam, berkontribusi sebesar 0,19 persen terhadap inflasi tersebut
Sementara, kenaikan tarif listrik pada Mei beserta komoditas energi lain hanya menyumbang 0,4 persen.
(mdk/yud)