BPS Sebut Defisit Neraca Perdagangan November 2018 Terparah Dalam 5 Tahun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan selama November 2018 mencapai USD 2,05 miliar, terbesar sepanjang tahun ini. Tidak hanya itu, defisit neraca dagang ini juga yang terparah sejak lima tahun terakhir. Defisit terbesar sebelumnya tercatat pada Juli 2013 sebesar USD 2,03 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan selama November 2018 mencapai USD 2,05 miliar, terbesar sepanjang tahun ini. Tidak hanya itu, defisit neraca dagang ini juga yang terparah sejak lima tahun terakhir. Defisit terbesar sebelumnya tercatat pada Juli 2013 sebesar USD 2,03 miliar.
Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono mengatakan, defisit ini dipengaruhi oleh laju impor yang tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor. "Ini defisit yang terdalam memang sepanjang tahun ini, cukup besar. Kalau dibandingkan Juli 2013, iya beda sedikit," ujarnya, di Kantor BPS, Jakarta, Senin (17/12).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
Menurut data BPS, pada November laju ekspor sebesar USD 14,38 miliar, turun 6,69 persen dibandingkan bulan lalu. Angka ini juga turun 3,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Penurunan juga terjadi pada impor sebesar 4,47 persen atau mencapai USD 16,88 miliar namun masih tumbuh positif 11,68 persen (yoy).
Adapun penyebab membengkaknya defisit adalah impor migas yang cukup besar sejak awal tahun. BPS mencatat, impor migas sudah mengalami defisit USD 1,46 miliar sejak Januari hingga November 2018, sementara impor nonmigas defisit USD 583 juta.
Berdasarkan negara asal impor, secara kumulatif, China masih mendominasi pangsa impor Indonesia sebesar USD 40,8 miliar atau tumbuh 28,07 persen, disusul oleh Jepang sebesar USD 16,6 miliar atau tumbuh 11,41 persen. Kemudian, disusul oleh Thailand sebesar USD 10,09 miliar atau 6,94 persen, Singapura sebesar USD 8,89 miliar atau 6,11 persen, serta Amerika Serikat (AS) sebesar USD 8,39 miliar atau 5,76 persen.
Baca juga:
Neraca Perdagangan November Kembali Defisit, Ini Tanggapan Sri Mulyani
Neraca Perdagangan Defisit, BPS Minta Pemerintah Kendalikan Impor
November 2018, Neraca Perdagangan Defisit USD 2,05 Miliar
Indeks Harga Perdagangan Besar Naik 0,08 Persen di November 2018
Di KTT APEC, Jokowi dan Xi Jinping Bakal Bahas Defisit Perdagangan