Bukan Inflasi, Ini Tantangan Terbesar Ekonomi Dunia
Federal Reserve AS (The Fed) telah menaikkan suku bunga terlalu cepat, dan risiko resesi akan sangat tinggi jika terus melakukannya.
Profesor emeritus keuangan di Wharton School of the University of Pennsylvania, Jeremy Siegel mengatakan, Federal Reserve AS (The Fed) telah menaikkan suku bunga terlalu cepat, dan risiko resesi akan sangat tinggi jika terus melakukannya.
"Mereka seharusnya mulai memperketat jauh, jauh lebih awal. Tapi sekarang saya khawatir mereka menginjak rem terlalu keras," Ujar Jeremy, dikutip dari CNBC, Senin (10/10).
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Kapan penurunan inflasi AS terjadi? Berdasarkan data terbaru, harga Bitcoin (BTC) berhasil stabil di atas angka USD 65.000 dan sempat menyentuh USD 66.000 setelah mengalami volatilitas sepanjang pekan ini. Per hari ini, 18 Mei 2024 Bitcoin menyentuh harga USD 66.967.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana cara mengatasi inflasi dengan meningkatkan efisiensi produksi? Salah satu faktor utama yang memengaruhi inflasi adalah biaya produksi yang tinggi. Dengan meningkatkan efisiensi produksi, biaya produksi dapat ditekan, yang pada gilirannya dapat mengurangi tekanan inflasi.
Jeremy menjelaskan bahwa dia adalah salah satu yang pertama memperingatkan kebijakan inflasi The Fed pada tahun 2020 dan 2021, tetapi rantainya telah berayun terlalu jauh ke arah lain. "Jika mereka tetap seketat yang mereka katakan, terus menaikkan suku bunga bahkan sampai awal tahun depan, risiko resesi sangat tinggi," kata dia.
Menurutnya suku bunga cukup tinggi sehingga dapat menurunkan inflasi hingga 2 persen, dan tingkat terminal, atau titik akhir, harus antara 3,75 persen dan 4 persen.
Pada bulan September, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin persentase ke kisaran 3 persen hingga 3,25 persen, tertinggi sejak awal 2008. Bank sentral juga mengisyaratkan bahwa tingkat terminal bisa setinggi sebesar 4,6 persen pada tahun 2023.
"Sebagian besar inflasi ada di belakang kita, dan kemudian ancaman terbesar adalah resesi, bukan inflasi, hari ini. Saya pikir itu terlalu, terlalu tinggi mengingat kelambatan kebijakan, itu benar-benar akan memaksa kontraksi," jelasnya.
Menurut data dari pelacak FedWatch CME Group dari taruhan berjangka dana Fed, kemungkinan kisaran target suku bunga akan mencapai 4,5 persen hingga 4,75 persen pada Februari tahun depan adalah di 58,3 persen.
"Pandangan saya sendiri adalah Anda harus menaikkan suku bunga. Jika inflasi 8 persen, Anda perlu menaikkan suku bunga jauh lebih tinggi," tambahnya.
Baca juga:
Banyak Tak Disadari, Ini 6 Penyebab Uang Cepat Habis
Nilai Tukar Mata Uang Asia Diprediksi Terus Anjlok, Krismon 1998 Bakal Terulang?
Puan Maharani: Jangan Sampai Ada Negara Kuasai Pangan dan Energi
Ancaman Resesi Global Makin Dekat, Startup Perlu Waspada
Ancaman Resesi Ekonomi Ganggu Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah
Puan Soal Resesi 2023: Tak Ada Negara yang Mampu Hadapi Sendirian
Wapres Maruf: Ancaman Resesi Global dan Kelesuan Ekonomi Kian Nyata