Bulog Khawatir Pemilu Serentak 2024 saat Musim Paceklik, Harga Beras Bakal Melonjak?
Untuk stok cadangan beras pemerintah (CBP), saat ini Bulog sudah menguasai sekitar 1,4 juta ton.
Sementara musim panen raya baru akan dimulai pada akhir Maret atau awal April tahun depan.
- FOTO: Bulog Serap Cadangan Beras hingga 1.85 Juta Ton, Tertinggi Sejak Januari 2020
- 1,3 Juta Ton Beras Impor Masuk Gudang Bulog, Harga Gabah Petani Aman?
- Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi
- Stok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Bulog Khawatir Pemilu Serentak 2024 saat Musim Paceklik, Harga Beras Bakal Melonjak?
Bulog Khawatir Pemilu Serentak 2024 saat Musim Paceklik, Harga Beras Bakal Melonjak?
Perum Bulog mengkhawatirkan fluktuasi harga beras jelang memasuki Pemilu Serentak 2024. Untuk itu, impor beras sisa sebesar 500.000 ton diupayakan bisa terkontrak pada akhir 2023.
Sehingga bisa dilanjutkan proses pengiriman pada Januari/Februari 2024.
Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya mengatakan, Januari-Februari 2024 akan memasuki musim paceklik. Sementara musim panen raya baru akan dimulai pada akhir Maret atau awal April tahun depan.
Namun, dia berharap harga beras bisa terjaga saat Pemilu Serentak 2024 digelar pada 14 Februari tahun depan. Jika program impor beras 1,5 juta ton yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa tuntas di penghujung 2023 ini.
"Kondisi sekarang kan masih harga beras medium sekitar Rp13.000 per Kg. Kita harapannya kembali seperti sebelumnya di angka Rp10.000- Rp11.000 per Kg," ujar Tomi di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (15/12).
"Dari data analisa harga kami, data Food Station harga beras sekarang sekitar Rp13.000 - Rp13.700 per Kg. ini mungkin masih tergolong tinggi, meskipun sebelumnya sempat Rp15.000 - Rp17.000 per Kg," ungkapnya.
Terkait penugasan impor beras, Perum Bulog telah mengantongi kontrak 1 juta ton dari lima negara. BUMN yang bergerak di bidang logistik pangan ini juga masih menunggu kontrak impor untuk 500.000 ton sisa demi menjaga harga beras dan stabilitas politik saat Pemilu 2024.
Tomi menyampaikan, untuk kontrak 1 juta ton impor beras yang telah didapat, sekitar 500.000 ton sudah masuk ke Indonesia. Sementara separuh sisanya tengah dalam perjalanan.
Diharapkan untuk 500.000 ton impor beras yang belum terkontrak bisa dilaksanakan pada akhir tahun ini. Sehingga proses pengirimannya bisa dilaksanakan pada Januari atau Februari 2025.
"Ada masa yang mungkin masih kritis (akibat El Nino) harus dijaga pemerintah. Ditambah lagi, Februari (2025) ada pemilu, kita tidak tahu kondisi politik seperti apa. Cadangan beras pemerintah harus benar-benar dijaga, dalam rangka selain stabilitas harga juga stabilitas politik," tuturnya.
Untuk 1 juta ton beras impor yang sudah terkontrak, mayoritas atau sekitar 50 persennya berasal dari Thailand. Sementara Vietnam dan Pakistan menyumbang sekitar 20 persen, serta sisanya dari Myanmar dan Kamboja.
Sementara untuk 500.000 ton impor beras sisa, Perum Bulog tengah bernegosiasi dengan sejumlah negara.
"Kan sedang dijajaki nih dengan India. Bisa jadi juga dari beberapa negara, karena Thailand dan Vietnam sedang berproduksi," imbuhnya.
Sedangkan untuk stok cadangan beras pemerintah (CBP), saat ini Bulog sudah menguasai sekitar 1,4 juta ton. Ditambah kontrak impor tambahan penugasan akhir 2023 sebesar 1,5 juta ton.
Tomi berharap itu bisa memenuhi harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk cadangan beras tahun depan di angka 3-3,8 juta ton.
"Itu bisa intervensi kenaikan harga beras dampak El Nino. Ditambah lagi kondisi masuk panceklik Desember, tidak ada panen raya di akhir tahun sampai Maret (2024). Fenomena memang ada kenaikan harga. Ditambah lagi El Nino, sebabkan double hit pukul harga," pungkasnya.