Bus Rapid Transit akan hadir di 6 kota besar Indonesia
Pemerintah pusat akan menjalin kerja sama dengan Pemda agar mereka mau gokus kembangkan BRT.
Sarana transportasi massal diyakini bakal menjadi sarana transportasi modern yang efektif. Pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan model transportasi massal.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas berencana mengembangkan sarana transportasi masal serupa TransJakarta, di berbagai kota metropolitan di Indonesia. Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, proyek tersebut dinamai Bus Rapid Transit (BRT).
-
Apa saja transportasi umum di Jakarta yang dulu diandalkan oleh tenaga manusia dan binatang? Selain kereta yang semula berfungsi mengangkut hasil bumi dan menjadi alat transportasi, angkutan umum di DKI Jakarta masih mengandalkan tenaga manusia dan binatang yakni delman dan becak.
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Bagaimana transportasi umum di Jakarta tahun 1989? Bajaj Masih Jadi Favorit Bajaj oranye masih berkeliaran di jalan.
-
Mengapa transportasi umum di Jakarta beralih ke mobil? Perkembangan pembangunan membuat kondisi jalan di DKI Jakarta yang padat membuat transportasi beralih ke mobil yang disebut oplet.
-
Mengapa transportasi darat menjadi begitu penting di Indonesia? Transportasi darat memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya.
-
Apa saja jenis transportasi umum yang ada di Bandung pada tahun 1971? Ketika itu, hanya dua jenis kendaraan umum yang mengaspal di jalanan kota kembang, yakni becak dan Bemo.
"BRT, Bus Rapid Transit System. Kalau di Jakarta itu yang namanya busway. Sekarang ini juga ingin dikembangkan di beberapa kota lain, tidak hanya Jakarta. Misalkan ada di Bandung, ada di beberapa kota lain yang belum terlalu berkembang," ujar Armida di kantornya, Kamis (15/8).
Dengan adanya ruang fiskal dalam APBN, pemerintah pusat akan menjalin kerja sama dengan Pemda. "Jadi daerah-daerah mana yang sudah bersedia dan siap, kita akan oke," katanya.
Proyek tersebut, lanjut Armida, akan dikembangkan bersama pemerintah daerah melalui penandatanganan nota kesepahaman. Armida menyebut, setidaknya ada 6 kota yang sudah bersedia mengembangkan proyek tersebut.
"Tidak terlalu banyak kok. Ini tidak hanya satu Pemda, tapi yang sudah metropolitan. Daerahnya itu harus yang sudah besar karena public transportation yang besar-besar yang akan kita dukung," papar Armida.
Untuk kota metropolitan semisal Bandung, lanjut Armida, BRT akan berada di jalur-jalur strategis pinggir jalan mengingat lebar jalan di Bandung yang tidak sebesar di Jakarta. Sedangkan untuk melanjutkan ke daerah pelosok Bandung, Pemda tetap mengandalkan peran sarana angkutan kota (angkot).
"Bandung metropolitan itu ada BRT, itu ada dipinggir di highway-nya. Di Bandung BRT-nya itu di bypassnya, tapi yang ke dalam itu ya angkot, kecil-kecil. Pemerintah provinsi dan kota bandung merencanakan membangun MRT, ya silakan rancang blue print yang terintegrasinya," tutup Armida.
(mdk/noe)