Cegah Inflasi Pangan, Pemerintah Diminta Segera Gelar Operasi Pasar
Tauhid menilai, ketahanan pangan Indonesia akan terus mengalami gangguan. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor cuaca dan pencadangan pangan domestik yang kurang.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad meminta agar pemerintah segera melakukan operasi pasar untuk mencegah terjadinya inflasi yang berkelanjutan.
"Untuk mengantisipasi pangan ini, pemerintah harus cepat melakukan operasi pasar, karena kalau harga pangan itu sensitif terhadap inflasi. Kalau inflasi terlalu tinggi kasihan orang-orang di bawah akan mengurangi kebutuhannya,” kata Tauhid saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (31/1).
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bahan pangan apa yang mengalami kenaikan harga di Jakarta? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Apa saja yang dijual di Pasar Pakelan? Dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard, Pasar Pakelan bukanlah pasar yang besar. Jika diperhatikan, kondisi pasarnya cukup sederhana. Jumlah pedagangnya juga tidak banyak.
Tauhid menilai, ketahanan pangan Indonesia akan terus mengalami gangguan. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor cuaca dan pencadangan pangan domestik yang kurang.
"Menurut saya sedikit terganggu, faktor utamanya adalah cuaca. Seharusnya pemerintah bisa mengantisipasi akan terjadi masalah di daerah produsen," ujarnya.
Sebab perubahan cuaca mempengaruhi produksi dan distribusi pangan kepada masyarakat sehingga menyebabkan komoditas seperti daging sapi, kedelai, cabai rawit merah menjadi mahal. Selain itu, faktor lainnya terkait pencadangan pangan domestik yang kurang.
"Memang Pemerintah harus bisa mengantisipasi perubahan pencadangan pangan domestik dengan melihat suplai dari global yang semakin tidak pasti," kata Tauhid.
Demikian Tauhid menegaskan, dari sisi ketahanan pangan akan mengalami gangguan-gangguan namun tidak terlalu banyak. Asal Pemerintah bisa mengantisipasi ketepatan waktu kapan harus impor.
"Kalau lambat maka harga akan naik. Impor memang pilihan terakhir jika produksi terganggu, tapi jangan sampai terlambat. Sehingga petani tidak dapat untung dan pembeli terimbas harga yang mahal," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Antisipasi Kelangkaan Pangan, Pemerintah Diminta Lakukan Kontrak Impor Jangka Panjang
Cegah Inflasi Pangan, Pemerintah Diminta Segera Gelar Operasi Pasar
Peningkatan Pasokan Lokal Kunci untuk Mengendalikan Harga Pangan Dalam Negeri
Kementan Prediksi Harga Telur Ayam akan Turun Hingga Pertengahan Februari 2021
Daya Beli Turun Jadi Salah Satu Penyebab Harga Cabai Merah Mahal
Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Tebet Tembus Rp100.000 per Kg
Peternak Ayam Rugi Rp 3.000 dari Tiap Kilogram Telur yang Dijual