Curhat Pilu Pedagang Kena Imbas Mahalnya Harga Telur Ayam
Naiknya harga telur ayam tentu meresahkan masyarakat, terutama bagi para pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha yang ikut terkena dampaknya yaitu Ratna (53), seorang pedagang telur gulung di Kota Bogor.
Harga telur di pasaran saat ini mengalami lonjakan cukup tajam. Sebelumnya, harga telur ayam sebesar Rp23.000 per kilogram, namun kini melonjak menjadi Rp34.000 per kilogram.
Naiknya harga telur ayam tentu meresahkan masyarakat, terutama bagi para pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha yang ikut terkena dampaknya yaitu Ratna (53), seorang pedagang telur gulung di Kota Bogor.
-
Kenapa harga telur ayam di Pasar Induk Rau Serang mengalami kenaikan? "Harga telur ayam naik lagi menjadi Rp32 ribu, padahal sebelumnya Rp30 ribu per kg. Kenaikan harga telur ayam sudah terjadi sejak Lebaran haji," kata Ujang.
-
Kapan harga ayam potong mulai naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya. Sebelum berada di angka Rp40 ribu, ayam potong masih stabil di Rp32 ribu per kilogram. "Sebelumnya harga ayam potong Rp32 ribu per kilogram (kg), namun saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram," kata salah seorang pedang, Yayan, mengutip ANTARA.
-
Bagaimana penjual ayam goreng itu bisa viral? Video ini dengan cepat menyebar dan menjadi viral di berbagai platform media sosial.
-
Kenapa penjual ayam goreng itu jadi viral? Video ini dengan cepat menyebar dan menjadi viral di berbagai platform media sosial.
-
Bagaimana dampak kenaikan harga ayam potong di Pasar Induk Rau Serang terhadap penjualan? Yayan menambahkan, selama kenaikan ini penjualan ayam semakin menurun hingga 50 persen. "Biasanya per hari saya bisa menjual ayam sebanyak 200 ekor ayam. Namun, saat ini hanya 100-130 ekor per hari," kata Yayan menegaskan.
-
Ayam Goreng Mbah Tumbu dijual dimana? Warung Ayam Goreng Mbah Tumbu terletak di Ngebrak Barat, Kecamatan Semanu, Gunungkidul.
Ratna mengatakan kalau saat ini harga telur naik sangat tinggi sehingga usaha telur gulungnya mengalami penurunan omzet. Sebelumnya, dia bisa mendapat omzet bersih sekitar Rp300.000 setiap harinya, namun saat ini menurun menjadi Rp200.000 saja per hari. Meski begitu, Ratna mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya berharap harga telur di pasaran kembali normal.
"Harga telur sekilo sekarang Rp32.000, mahal banget itu. Walaupun gitu kita ga naikin harga jual, karena kalau harga naik pembeli bakal pergi, bakal susah lagi cari pelanggan, jadi yaudah pasrah aja sekarang mah dengan omzet yang menurun, semoga ke depannya harga telur bisa normal lagi," ucap Ratna.
Berbeda dengan Ratna, salah satu pedagang martabak telur di Kota Bogor, Lukman (38) mengatakan lebih memilih menaikkan harga penjualan dari pada harus merugi. Menurutnya, lebih baik kehilangan beberapa pelanggan daripada usahanya harus gulung tikar karena harga bahan produksi yang sedang naik.
Sebab saat ini, omzet yang didapat Lukman menurun drastis dan terkadang dia tidak mendapat keuntungan bersih sama sekali. Untuk omzet bersih yang didapat Lukman dari menjual martabak telur setiap harinya berkisar antara Rp200.000 hingga Rp300.000, namun kini omzetnya menurun sekitar sebesar Rp100.000 seriap harinya. Jika ia tidak segera menaikkan harga jual maka besar kemungkinan ia akan menelan kerugian.
"Saya pastinya bakal naikin harga jual kalau harga telur di pasaran sampai akhir Mei ini tetep mahal. Pastinya bakal kehilangan pelanggan, tapi yaudah itu risiko karena kalau ga naik saya merugi, jatuhnya kayak kerja bakti ga dapet untung sama sekali. Naikin harganya ga mahal, paling antara Rp1.000 - Rp2.000 aja," tutur Lukman.
Sedikit Informasi, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, harga telur naik tajam karena ada kelangkaan bahan baku pakan ternak sehingga peternak ayam menjadi kesulitan.
"Penyebab meningkatnya harga telur ayam ras antara lain, adanya kelangkaan bahan baku pakan ternak tersebut menyebabkan harga pakan ayam yang tinggi hingga mencapai Rp 8.500 - Rp 8.700/kg," kata Whisnu dalam keterangannya, Senin (22/5), mengutip merdeka.com Pembeli Teriak, Ini Penyebab Harga Telur di Pasaran Naik Tajam.
Reporter Magang: Sekar Andini Wibisono Putri
(mdk/idr)