Daftar kekhawatiran bos perusahaan top dunia tahun ini
Mereka khawatir kondisi dunia saat ini masih tidak ramah untuk perkembangan bisnisnya.
2016 Menjadi tahun penuh kekhawatiran bagi pelaku bisnis dunia. Gejolak pasar saham, merosotnya harga minyak dunia, perlambatan ekonomi China, hingga kondisi geopolitik yang memanas menjadi sejumlah penyebabnya.
Dilansir dari CNN Money, Jumat (22/1), sejumlah para bos perusahaan dunia yang tengah berkumpul di perhelatan World Economic Forum di Davos, Swiss setidaknya mengungkapkan sejumlah hal tersebut. Mereka khawatir kondisi dunia saat ini masih tidak ramah untuk perkembangan bisnisnya.
Jurnalis CNN, Richard Quest, melakukan survei dengan menanyakan kepada para bos perusahaan dunia ini apa yang mereka khawatirkan pada tahun ini.
Para bos ini juga diminta menilai dalam angka rasio 1-10 mengenai kekhawatiran mereka ini. 1 menunjukkan ketidakkhawatiran dan 10 mereka sangat khawatir.
Inilah jawaban mereka sebagaimana dirangkum oleh merdeka.com.
-
Kapan tingkat pengangguran terbuka di OKU Timur mengalami penurunan? Bahkan, tercatat pada Agustus tahun 2022 tingkat pengangguran terbuka di OKU Timur menyentuh 4,79%, sedangkan pada Agustus 2023 turun menjadi 3,96%.
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Bagaimana Rusun Sentra Mulya Jaya membantu penghuninya dalam meningkatkan ekonomi? Jadi memang kita memberikan penyuluhan kepada penghuni yang ada di sini, agar mereka bisa memanfaatkan peluang-peluang dan berusaha untuk menopang ekonomi keluarga nantinya.
-
Siapa yang mendorong soliditas politik dalam negeri dalam menghadapi situasi Timur Tengah? Karena itu, dia mendorong soliditas politik dalam negeri dapat tercipta, khususnya dari para partai.
-
Bagaimana pabrik tenun memanfaatkan kondisi ekonomi dunia saat itu? Awalnya, Pabrik Tenun Kesono memanfaatkan kesempatan depresi ekonomi dunia dengan cara merekrut tenaga kerja buruh dari daerah termiskin di kota-kota sekitar daerah Mojokerto yang banyak terserang penyakit.
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
Harga minyak dunia
Kekhawatiran akan harga minyak dunia menjadi permasalahan yang dialami oleh CEO British Petroleum Bob Dudley. Dia memberi nilai kekhawatiran 9 untuk masalah ini.
Seperti diketahui, harga minyak dunia terus mengalami penurunan. Posisi harga minyak dunia sempat menyentuh titik terendah sejak 2009 silam.
Penurunan harga didorong oleh dinamika pasar. Salah satunya, revolusi energi Amerika yang berhasil menciptakan pasokan energi yang banyak. Selain itu, pelemahan ekonomi global juga membuat penurunan permintaan.
Harga minyak dunia bergerak seperti rollercoaster. Harga minyak mentah pernah mencapai USD 107 per barel pada Juni 2014, namun kini anjlok ke titik terendah yakni hanya USD 29 per barel.
Turunnya harga minyak dunia ternyata membawa dampak buruk ke sebagian pihak, khususnya produsen. Indonesia saja melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said berharap perusahaan migas tak merampingkan jumlah pegawainya meski harga minyak dunia terus merosot.
"Kadang kita terjebak pada pendekatan gampang kalau ada tekanan manusia duluan yang dikorbankan," ujarnya.
Kemorosotan harga minyak dunia, menurut Sudirman, juga merugikan Indonesia selaku negara penghasil emas hitam tersebut. Jadi, wajar saja jika situasi ini bisa mendorong pengusaha migas merumahkan sebagian pegawainya.
Rusia
Permasalahan Rusia menjadi kekhawatiran Kepala JPMorgan Chase International Jacob Frenkel. Dia memberi nilai 9 untuk kekhawatiran ini.
Seperti diketahui, nilai tukar mata uang Rusia, Rubel jatuh ke titik terendah yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Nilai tukar Rubel anjlok 4 persen menjadi 82 rubel per USD pada Rabu. Nilai ini lebih rendah dari 2014 silam, di mana saat Rusia mengalami resesi ekonomi.
Anjloknya nilai tukar Rubel dipicu rendahnya harga minyak dunia, hingga menyentuh level di bawah USD 27 per barel atau tingkat terendah sejak September 2003. Pergerakan nilai tukar Rubel cenderung mengikuti harga minyak karena Rusia selama ini sangat tergantung pada energi.
Lebih dari 50 persen pendapatan Rusia selama ini berasal dari minyak. Anjloknya harga minyak dari USD 100 per barel di 18 bulan lalu menjadi hanya USD 27 per barel. Padahal, Rusia membutuhkan harga minyak USD 82 per barel untuk menyeimbangkan anggarannya.
"Penurunan harga minyak membuat proyeksi ekonomi Rusia makin gelap," kata Analis, Neil Shearing, seperti dikutip dari CNN.
Pasar negara berkembang
Ken Rogoff, profesor ekonomi Harvard, menyatakan kekhawatirannya saat ini ialah mengenai pasar negara berkembang. Dia memberi nilai 8 untuk kekhawatirannya ini.
Seperti diketahui, Dana moneter internasional atau International Moneter Fund (IMF) mengeluarkan peringatan ganda soal rencana bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan. Menurut IMF, kebijakan Amerika ini bisa memicu gelombang bangkrutnya perusahaan di negara berkembang.
Dalam laporannya, IMF menyebut jika suku bunga di Amerika naik maka akan menimbulkan kepanikan dan likuiditas akan menguap atau kabur dari pasar negara berkembang.
Kondisi ini diperparah karena utang perusahaan di negara berkembang sudah mencapai USD 18 triliun pada tahun lalu. Angka ini naik tajam dibanding 2004 silam, di mana utang perusahaan masih sekitar USD 4 triliun.
Besarnya jumlah utang perusahaan juga tidak diimbangi dengan neraca keuangan yang sehat. Sehingga, jika suku bunga acuan Amerika naik, perusahaan lebih rentan kolaps.
"Negara maju akan menormalkan kebijakan moneter, pasar berkembang harus mempersiapkan diri untuk peningkatan kegagalan perusahaan," ucap IMF dalam rilis terbarunya soal Stabilitas Keuangan yang dilansir merdeka.com dari Telegraph.
Timur Tengah
Carlos Ghosn, CEO Nissan Motor dan Renault, mengungkapkan kekhawatirannya saat ini ialah mengenai konflik Timur Tengah. Dia memberi nilai 5 untuk permasalahannya ini.
Seperti diketahui, Forum Ekonomi Dunia Islam (WIEF) ke-11 di Kuala Lumpur Malaysia menyatakan prihatin melihat ekonomi negara mayoritas muslim. Kekhawatiran ini muncul akibat konflik yang berkepanjangan, baik internal maupun eksternal (dengan negara-negara lain).
"Sebagian negara Islam, khususnya yang berada di Timur Tengah seperti Irak, Suriah, Libya, dan Yaman menghadapi masalah ekonomi yang sulit akibat konflik yang berkepanjangan," kata tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Misbahus Salam seperti dilansir Antara, Jakarta.
Menurut KH Misbah, sebagian besar negara di Timur Tengah menghadapi masa sulit akibat konflik berkepanjangan. Konflik berdarah itu mengakibatkan jutaan umat mengungsi. Sebanyak 90 persen dari 60 juta total pengungsi penduduk dunia saat ini adalah umat Islam.
Â
Baca juga:
Ekonomi China memburuk, miliuner ini sebut krisis 2008 bisa terulang
2016, Bank Indonesia waspadai fenomena superdolar
Puerto Rico kembali terancam bangkrut karena gagal bayar utang
BI: Perlambatan ekonomi China bikin defisit transaksi berjalan naik
Bos BI: Stabilisasi keuangan jadi tantangan di tengah ekonomi global
Tersiksanya ekonomi Prancis usai serangan teroris tewaskan 130 orang
JK: Krisis 1998 bebankan APBN kita hingga 30 tahun