Daftar Toko Buku di Indonesia, Ada yang Masih Bertahan Hingga Gulung Tikar
Indonesia memiliki beberapa toko buku yang menjadi sahabat bagi masyarakat. Sayangnya, beberapa di antaranya sudah ada yang gulung tikar. Tumbangnya toko buku yang menjual buku-buku fisik di Indonesia menandakan digitalisasi merupakan keniscayaan dalam peradaban manusia.
Seluruh outlet Toko Gunung Agung akan berhenti permanen di tahun 2023. Langkah ini diambil seiring kerugian yang terus dituai perusahaan dibandingkan penjualan buku setiap bulannya.
"Dalam pelaksanaan penutupan toko/outlet yang mana terjadi dalam kurun waktu 2020 sampai dengan 2023 kami melakukannya secara bertahap dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku," tulis perseroan, yang dikutip pada Senin (22/5).
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Doa apa saja yang bisa dibaca untuk mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat? Kumpulan doa agar beruntung dunia dan akhirat menurut Islam yang bisa diamalkan setiap hari.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Kapan bacaan tahlil sebaiknya dibaca? Dengan senantiasa membaca kalimat tahlil setiap hari atau bahkan setiap saat, maka secara otomatis orang tersebut memperbaiki imannya melalui kalimat tahlil yang ia baca.
-
Bagaimana Budi Harta Winata bisa sukses dalam membangun bisnisnya? Budi mengawali dengan memiliki 2 karyawan. Pekerjaannya mulai dari memasang kanopi. Usaha las keliling Budi berkembang sampai akhirnya Budi memiliki workshop 20.000 m2.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
Tumbangnya toko buku yang menjual buku-buku fisik di Indonesia menandakan digitalisasi merupakan keniscayaan dalam peradaban manusia. Kondisi ini diperparah dengan minat baca masyarakat Indonesia tidak cukup baik.
Namun, merdeka.com mengulas kembali 6 toko buku yang ada di Indonesia.
1. Gramedia
Toko Buku Gramedia merupakan anak usaha dari Kompas Gramedia, yang didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong. Toko buku Gramedia pertama kali beroperasi pada 2 Februari 1970 di Jakarta Barat.
Hingga tahun 2002, toko buku ini berkembang dengan memiliki cabang sebanyak 50 toko. Toko buku ini menjadi langganan masyarakat Indonesia karena produk yang tersedia sangat lengkap.
Tidak hanya buku, di beberapa tempat, toko buku Gramedia juga menyediakan alat tulis kantor, printer, tas sekolah, alat olahraga, dan alat musik. Toko buku Gramedia hingga kini masih dapat ditemui di sejumlah lokasi.
2. Gunung Agung
Popularitas toko buku ini, sama larisnya dengan Gramedia. Dikutip dari Sejarah Perbukuan di laman Kemdikbud, cikal bakal toko buku Gunung Agung yaitu saat Tjio Wie Tay membentuk kongsi dagang dengan Lie Tay San dan The Kie Hoat bernama Tay San kongsie pada 1945 yang bermula dari dagang rokok.
Usai kemerdekaan, permintaan buku-buku sangat tinggi dan kemungkinan karena hengkangnya penerbit Belanda dari Indonesia. Hal itu dilihat sebagai peluang oleh Tay San Kongsie yang selanjutnya membuka toko buku impor dan majalah.
Saat itu masih terjadi persaingan dengan penerbit toko buku Belanda seperti Van Dorp dan Kolff. Seiring keuntungan buku lebih besar ketimbang penjualan rokok dan bir yang semula dijalankan Tay San Kongsie, kongsi ini pun menutup usaha rokok dan bir kemudian berganti ke toko buku.
3. Periplus
Toko buku Periplus merupakan toko buku yang menjual buku-buku berbahasa Inggris. Periplus didirikan tahun 1985, sebagai upaya toko buku yang menyediakan buku dan majalah impor berkualitas tinggi, bagi pembaca Indonesia.
Jika toko buku Gramedia dan Gunung Agung memiliki gedung khusus, Periplus membuka gerainya di bandar udara strategis dan beberapa mall. Hingga saat ini, masyarakat masih dapat menemukan beberapa gerai Periplus di mall atau Bandar Udara Soekarno-Hatta.
4. Books & Beyond
Bisnis toko buku ini dijalankan oleh PT Gratia Prima Indonesia, salah satu anak perusahaan PT Multipolar Tbk. Induk perusahaan Books & Beyond adalah Lippo Group.
Books & Beyond pertama kali beroperasi tahun 2008. Awalnya, toko buku ini bernama Times Bookstore. Toko buku ini merupakan bagian dari ritel buku Times Publishing Limited Singapore.
Operasional seluruh toko fisik Books & Beyond, pada Mei 2023 berhenti permanen.
5. Karisma
Toko buku ini didirikan oleh Lyndon Saputra pada tahun 1994. Awalnya, perusahaan ini merupakan percetakan buku dan alat tulis. Seiring permintaan buku baca yang tinggi, PT Karisma Aksara Mediatama berevolusi menjadi toko buku yang menyediakan buku-buku bacaan berkualitas.
6. Kinokuniya
Kinokuniya pertama kali dirintis oleh Moichi Tanabe, pada 22 Januari 1927 di Shinjuku, Tokyo. Toko buku ini kemudian mengembangkan bisnis ke luar negeri. Toko buku pertama Kinokuniya di luar negeri adalah San Francisco, tahun 1969.
Ekspansi Kinokuniya di kancah internasional terus meluas hingga ke 18 negara di dunia, di antaranya : Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Australia, Taiwan, dan Uni Emirat Arab.
Di Indonesia, Kinokuniya dapat ditemui di mall-mall besar di Jakarta seperti di Grand Indonesia, atau Plaza Senayan. Hanya saja, outlet Kinokuniya di Plaza Senayan sudah berhenti operasional.
(mdk/azz)