Dahlan akui ide pengembangan sapinya gagal
Program produksi sapi 100.000 hanya terealisasi 20.000 ekor saja selama tahun lalu.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui bahwa program pengembangan peternakan sapi melalui perusahaan BUMN belum berhasil. Pasalnya, akar masalah bukan pada penggemukan sapi, namun pengadaan pedhet atau anak sapi yang masih minim.
"Dengan itu maka saya harus mengakui program yang saya canangkan tahun lalu belum menjadi senjata pamungkas untuk mengatasi kekurangan daging sapi," ungkap Dahlan dalam catatan awal pekannya, Manufacturing Hope, Senin (4/3).
-
Kapan bakso sapi dianggap matang? Didihkan kembali hingga bakso mengambang dan matang.
-
Apa itu tongseng sapi? Bagi penggemar daging sapi, tongseng adalah hidangan yang pasti sudah dikenal. Rasa unik dan kuat dari masakan ini menjadikannya favorit banyak orang.
-
Siapa Danil Sapt? Nama Danil Sapt mungkin sudah tak asing bagi para pengguna TikTok. Pria yang identik dengan rambut keriting ini dikenal piawai dalam merangkai kata-kata motivasi yang diunggah di akun pribadinya.
-
Kapan tongseng daging sapi biasanya disantap? Hidangan ini sering disantap dengan nasi putih hangat dan kerupuk sebagai pelengkap.
-
Babat itu bagian mana di sapi? Salah satu gank jeroan adalah babat. Bagian dalam perut sapi atau kambing yang berbentuk seperti handuk ini bisa diolah jadi makanan yang lezat.
-
Kapan sebaiknya daging sapi diolah? Daging sapi termasuk bagian dari diet yang sehat.
Dahlan mengatakan, tebing yang membentur program-program budidaya sapi yang degembar gemborkan dia tahun lalu adalah pedhet itu. "BUMN benar-benar kebentur tebing ketika mencanangkan program Sasa (sapi-sawit) tahun lalu," ujar dia.
Waktu itu, Dahlan mengaku, dia setengah memaksa agar perusahaan-perusahaan perkebunan sawit milik BUMN ikut memelihara sapi. "Saya minta setidaknya 100.000 ekor sapi digemukkan di perkebunan sawit di Sumatera," kata dia.
Pada waktu itu, dia berpikir peternakan sapi kurang bergairah karena pakan mahal. Namun dengan sawit, pakan sapi jadi gratis. Waktu itu Dahlan mengira anak buahnya di bidang perkebunan setengah hati menjalankan usulannya tersebut. "Tapi saya tidak peduli dengan perasaan itu. Yang jelas saya kecewa mengapa program 100.000 sapi ini hanya mencapai 20.000," ujar dia.
Efek lain dari usulnya tersebut, harga pedhet saat itu naik Rp 1 juta. Harga jual pedhet Rp 5 juta, namun untuk menghasilkan satu pedhet peternak menghabiskan uang Rp 9 juta.
Untuk itu, Dahlan mengaku akan mengubah usulannya menjadi pengadaan pedhet. Dengan sawit, maka biaya untuk mengembangkan pedhet dapat ditekan menjadi Rp 4 juta. "BUMN juga harus lebih sabar. Kalau menggemukkan sapi sudah bisa menjualnya enam bulan kemudian, memproduksi pedet baru bisa menghasilkan setelah dua tahun," imbuh dia.
(mdk/rin)