Dahlan: Kelas menengah tidak mau diajak hidup susah
Suara masyarakat kelas menengah di jejaring sosial membuat pemerintah takut mengambil kebijakan.
Dalam seminar yang dihadiri Dewan Guru Besar UI, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengkritik habis-habisan sikap kelas menengah di Indonesia.
"Kelas menengah kita sekarang ini pengen serba cepat. Semua ingin naik pesawat, Kapal Pelni kita yang isinya 2.000 hanya terisi 400 orang," kata Dahlan di Aula Fakultas Kedokteran UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (27/11).
-
Di mana Dahlan Djambek lahir? Pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1925 ini merupakan putra dari ulama besar yang tersohor di Minangkabau yaitu Syekh Muhammad Djamil Djambek.
-
Di mana Badr Dahlan ditahan? Jadi Mimpi Buruk Dahlan ditahan di wilayah Khan Younis bersama sejumlah warga Palestina tak berdosa lainnya.
-
Kapan KH Ahmad Dahlan dilahirkan? KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, dilahirkan pada 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman, Yogyakarta.
-
Kapan Yusuf Ivander Damares lahir? Yusuf yang lahir melalui program bayi tabung ini telah tumbuh jadi remaja ganteng.
-
Kapan Dahlan Djambek meninggal dunia? Ketika hendak menyerahkan diri pada tahun 1961, nahas dirinya tewas tertembak di Desa Lariang, Palupuh, Agam, oleh pasukan OPR.
-
Kapan Delano Daniel lahir? Delano Daniel sendiri diketahui seorang pria yang lahir di Belanda pada 24 April 1989.
Tak hanya itu, Dahlan juga menyentil keinginan kelas menengah yang selalu ingin diprioritaskan oleh pegawai pemerintah.
"Masyarakatnya pengen cepat, tapi pegawainya lambat. Apakah solusinya masyarakatnya diperlambat saja ngikutin pegawainya. Tapi saya sudah keliling Indonesia, sudah ada progres untuk pelayanan," papar Dahlan.
Tidak berhenti sampai di situ, Dahlan terus mengkritik sikap masyarakat kelas menengah di Indonesia yang saat ini tidak mau diajak hidup susah. Menurutnya kelompok kelas ini hanya tau semua beres.
"Kelas ini tidak mau diajak hidup menderita. Contoh ajakan hemat energi, mereka pada ogah," ujar Dahlan.
Terlepas dari itu, Dahlan salut dengan kelas menengah saat ini yang lantang berbicara di berbagai media sosial.
"Terus terang kelas menengah ini lantang dan tidak ada yang ditakutkan. Mungkin karena suranya lebih independen. Mereka polos, ngomong apa adanya di twitter, facebook, radio, televisi, dan yang lainnya,"
Dahlan mengakui, kerasnya suara masyarakat kelas menengah di jejaring sosial, tidak jarang membuat pemerintah takut melahirkan kebijakan baru. Terkesan diberi tempat di hati pemerintah saat akan melakukan perubahan dan kebijakan baru.
"Kelas menengah ini membuat pemerintah takut dalam membuat kebijakan baru. Mereka terkesan diberi tempat, tapi tidak bisa dibiarkan terus. Masih banyak kebijakan yang harus diterapkan untuk kepentingan rakyat yang jumlahnya lebih banyak miskin dari kelas ini. Tapi mau gimana lagi, saya juga bagian dari kelas yang rewel ini," ujar Dahlan yang disambut tawa peserta seminar.
(mdk/noe)