Dahlan: Semua capres harus usung kenaikan harga BBM subsidi
"Kita dijajah oleh BBM. Kita tidak bisa merdeka dari persoalan itu," ujar Dahlan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan salah satu masalah utama bangsa ini adalah subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membebani anggaran pemerintah. Situasi itu sudah seperti penjajahan.
"Kita dijajah oleh BBM. Kita tidak bisa merdeka dari persoalan itu," ucapnya saat menghadiri peresmian Mandiri Institute di Jakarta, Senin (12/5).
Lebih jauh lagi, salah satu calon presiden dari Partai Demokrat ini, lantas menyinggung persoalan politik. Dahlan merasa, calon pemimpin Indonesia harus tegas dalam isu subsidi premium dan solar.
Termasuk Joko Widodo, kandidat terkuat presiden baru versi beberapa lembaga survei.
"Siapapun presiden nanti, Pak Jokowi sekalipun, harus terpikir menaikkan (harga) BBM," kata Dahlan.
Dengan sistem saat ini, subsidi BBM akan terus menggerus APBN dan berpotensi melemahkan nilai tukar Rupiah.
Bila memang capres tidak bersedia menaikkan harga, artinya jalan lain adalah serius menerapkan konversi energi. Dalam hal ini, Dahlan berharap orang nomor 1 RI ke depan fokus mengarahkan masyarakat menggunakan gas.
"Konversi ke gas alam, sudah mutlak harus dilakukan tidak bisa ditawar. Daripada subsidi besar, konversi itu harus all out tidak bisa setengah-setengah," katanya.
Kementerian Keuangan mengumumkan anggaran untuk menalangi kerugian impor premium dan solar bisa melonjak dari patokan awal Rp 299 triliun. Itu karena pelemahan nilai tukar. SKK migas pun belum lama melaporkan penurunan lifting minyak nasional, sehingga besar potensi lonjakan impor energi di masa mendatang.
Dalam APBN 2014, pemerintah menganggarkan Rp 210 triliun untuk subsidi BBM. Kemenkeu akan merevisi besarannya dalam APBN Perubahan, karena asumsi makro soal kurs sudah meleset.