Dampak kenaikan BBM mulai terasa, harga pangan merangkak naik
Harga tomat dan bawang merah meroket hingga Rp 5.000 per kilogram.
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar mulai memberi dampak pada harga pangan. Salah satunya harga tomat yang mengalami kenaikan hingga Rp 5.000 per kilogram di sejumlah pasar tradisional kota Denpasar, Bali.
Seorang pedagang di Pasar Badung Denpasar, Putu Agustini mengatakan kenaikan harga tomat akibat pengaruh kenaikan harga BBM sehingga berdampak pada distribusi dari agen yang berkurang untuk pedagang.
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
-
Kenapa pemerintah mau mengalihkan anggaran subsidi BBM? Melalui opsi tersebut, pemerintah bakal mengalihkan anggaran subsidi untuk membiayai kenaikan kualitas BBM melalui pembatasan subsidi bagi sebagian jenis kendaraan.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Bagaimana cara pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM? Implementasinya menunggu revisi Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak rampung.
-
Kapan subsidi BBM mulai diterapkan di Indonesia? Akan tetapi sejak tahun 1974-1975 keadaan berubah dari memperoleh LBM menjadi mengeluarkan subsidi BBM," demikian penjelasan dalam buku terbitan Biro Humas dan HLN Pertamina.
-
Apa alasan utama Soeharto memberikan subsidi BBM? Alasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya.
"Untuk harga buah tomat saat ini mencapai Rp 8.000 per kilogram, di mana sebelum BBM naik harganya masih stabil kisaran Rp 3.000 per kilogram," ujar Putu Agustini seperti dilansir dari Antara, Jakarta, Senin (30/3).
Selain pengaruh kenaikan harga BBM, kenaikan harga buah tomat juga terjadi karena tidak seimbangnya ketersediaan barang dan belum adanya panen tomat dari petani.
Putu Agustini mengakui, apabila harga tomat terus mengalami kenaikan, maka pihaknya mengkhawatirkan buah tomat yang dimilikinya cepat membusuk dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
"Oleh sebab itu, saya hanya menyetok barang terbatas agar tidak cepat busuk," ujarnya.
Selain tomat, harga jual bawang merah di sejumlah pasar tradisional dalam Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu juga mengalami kenaikan hingga Rp 35.000 per kilogram.
"Untuk kualitas bagus sekarang sudah mencapai Rp 35.000 per kilogram, dan untuk kualitas sedang Rp 30.000 per kilogram. Harga ini mengalami kenaikan dibandingkan seminggu lalu yang per kilogramnya dijual pedagang rata-rata Rp 20.000 per kilogram," kata Murni (45) pedagang bawang merah di kawasan Pasar Atas Curup.
Naiknya harga bawang merah itu sendiri karena pasokannya untuk daerah itu mulai berkurang juga pengaruh kenaikan BBM, karena selama ini bawang merah yang mereka jual itu umumnya berasal dari Jawa dan sebagian lagi didatangkan dari Palembang. Namun sejak dua minggu lalu gudang tempat mereka mengambil barang mulai kehabisan stok sementara kiriman barang dari daerah penghasilnya belum ada.
Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut harga BBM akan terus berubah karena pemerintah sudah memberikan subsidi tetap untuk Solar dan mencabut subsidi Premium.
"Kan sudah disampaikan sebelumnya, bahwa subsidinya tetap, apapun keadaannya subsidinya tetap Rp 1.000 (untuk Solar)," ucap JK sapaan akrabnya di Jakarta, Minggu (29/3).
JK menyebut, pencabutan subsidi Premium dan sistem subsidi tetap untuk Solar adalah kebijakan yang baik. Dana subsidi bisa dialihkan ke tempat lebih produktif dan berguna seperti untuk pembangunan sekolah.
Namun demikian, JK menyadari banyak protes dari masyarakat maupun dari mahasiswa terkait kenaikan harga BBM kali ini. JK menanggapi santai dan menilai masyarakat Indonesia memang suka protes.
"Di Indonesia apa saja orang protes, naik sedikit diprotes. Tapi kita ingin membuat lebih banyak jalan yang bagus, sekolah dari dana subsidi. Sekarang BBM naik karena Rupiah melemah, itu saja kebijakan yang diambil," katanya.
Jusuf Kalla mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 500 per liter yang resmi diberlakukan pemerintah pada Sabtu (28/3), disebabkan nilai Rupiah yang melemah. "Kita tahu Rupiah sekarang masih Rp 13.000 lebih per dolar AS, minyak juga naik lagi."
(mdk/idr)