Dampak Pandemi Covid-19, Pendapatan Pengusaha Batik Asal Lasem Anjlok 70 Persen
Bertahun-tahun menjalankan usahanya, Priscilla Renny, pemilik Rumah Batik Maranatha Lasem baru merasakan dampak dahsyat dari wabah Corona terhadap usaha batiknya.
Hampir 10 bulan lamanya Indonesia berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Hampir 10 bulan juga, para pelaku usaha, terutama UMKM berdarah-darah mempertahankan kelangsungan bisnisnya.
Bukan hanya demi diri sendiri, namun demi pegawai yang menggantungkan nasib pada bisnis tersebut. Sebagaimana yang dialami salah satu pengusaha batik asal Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Bertahun-tahun menjalankan usahanya, Priscilla Renny, pemilik Rumah Batik Maranatha Lasem baru merasakan dampak dahsyat dari wabah Corona terhadap usaha batiknya.
"Saat Lebaran kemarin, itu sangat terasa dampaknya. Waktu itu banyak sekali minus untuk pesanan, 10 tahun saya bekerja baru kali ini seperti ini," ujar Renny dalam Dialog Rabu Utama Siang bertajuk Vaksin: Harapan Kembali Produktif, Rabu (2/12).
Tak tanggung-tanggung, pendapatan usahanya anjlok hingga 70 persen. Saat ini, dirinya bertahan menjalankan bisnis demi pekerja UMKM batiknya. Jam kerja pun dipangkas. Para pekerja masuk dengan jadwal 10 hari kerja dan 7 hari libur.
Untuk bertahan, kini dirinya memanfaatkan penjualan secara daring baik itu melalui e-commerce atau media sosial. Meskipun tidak sama seperti sediakala, namun hasilnya berangsur membaik.
"Tiap bulannya sudah ada walaupun tidak seperti dahulu. Sudah ada minimalnya sekarang meskipun masih tergolong minus," ujarnya.
Renny percaya, pandemi ini akan usai ketika vaksin telah ditemukan dan didistribusikan kepada masyarakat. Dengan begitu, bisnisnya akan kembali seperti semula.
"Saya masih mikir, ke depannya setelah virus ini mulai berlalu saya yakin kondisinya balik seperti semula," ujarnya, optimistis.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Perjuangkan Konstituen, Misbakhun Minta BI Genjot Program Peningkatan SDM dan UMKM
Di UMKM Export BRILian Preneur 2020, BRI Hadirkan 400 UMKM
BRI Gelar UMKM Export BRILian Preneur 2020
Menkumham Mudahkan Pelaku UMK Melalui Perseroan Perseorangan
Dukung UMKM, Meikarta Siapkan Kios Bertarif Rp2 Juta per Bulan