Dapat PMN Rp15 T, PLN Target Rasio Elektrifikasi di 2023 Capai 97,81 Persen
PT PLN (Persero) telah memperoleh penyertaan modal negara alias PMN 2022 sebesar Rp 5 triliun, dan akan bertambah Rp 10 triliun di 2023. Total modal sebesar Rp 15 triliun tersebut akan digunakan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, khususnya di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
PT PLN (Persero) telah memperoleh penyertaan modal negara alias PMN 2022 sebesar Rp 5 triliun, dan akan bertambah Rp 10 triliun di 2023. Total modal sebesar Rp 15 triliun tersebut akan digunakan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, khususnya di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kehadiran PMN bisa mendongkrak rasio elektrifikasi PLN dari 97,26 persen di 2021 menjadi 97,49 persen di Oktober 2022.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Dimana PLN ingin menyediakan akses listrik yang merata? “Ini adalah bentuk dukungan PLN terhadap program yang dirancang oleh Pemerintah. PLN ingin semua masyarakat dapat menikmati listrik, sehingga kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat," ucap Darmawan.
"Itu akan terus meningkat jadi 97,53 persen di Desember 2022, dan 97,81 persen di tahun 2023," terang Darmawan saat menjalani Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/11).
Bila dilihat secara seksama, kenaikan rasio elektrifikasi dari 2021 ke 2023 tergolong kecil, hanya sekitar 0,55 persen. Namun, Darmawan menjelaskan, penambahan jangkauan listrik di wilayah 3T memang tidak mudah, terutama soal biaya.
"Biaya investasi infrastruktur ketenagalistrikan untuk daerah 3T mencapai Rp 45 juta per pelanggan. Sedangkan rata-rata investasi untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan di daerah non-3 T hanya Rp 1-2 juta per pelanggan," sebutnya.
"Untuk itu, PMN dibutuhkan untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan di daerah 3T yang secara ekonomi tidak feasible, namun sebagai wujud nyata dari amanat sila ke-5 Pancasila harus dilakukan," tegas dia.
Untuk 2022, PMN senilai Rp 5 triliun dialokasikan bagi pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya lokal prioritas di daerah isolated sebesar Rp 0,23 triliun. Kemudian, untuk transmisi dan gardu induk Rp 2,56 triliun, serta Rp 2,21 triliun untuk distribusi dan desa listrik.
Adapun penyertaan modal negara tersebut baru cair secara dua tahap per 24 dan 27 Oktober 2022. Sehingga belum akan terrealisasikan sepenuhnya pada tahun ini. "Prognosa penyerapan pada akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,87 triliun atau setara 57 persen. Selebihnya akan diserap pada tahun berikutnya," imbuh Darmawan.
Sementara untuk PMN 2023, PLN mengusulkan alokasi Rp 10 triliun yang akan digunakan untuk pembangkit listrik sebesar Rp 1,74 triliun, transmisi dan gardu induk Rp 3,78 triliun, serta distribusi dan listrik desa Rp 4,48 triliun.
"Usulan PMN 2023 akan digunakan untuk pekerjaan pembangkit, transmisi dan distribusi pada daerah terpencil. Termasuk program listrik desa dan pembangkit EBT (energi baru terbarukan) penunjang program lisdes dengan usulan alokasi pendanaan Rp 10 triliun," tutur Darmawan.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Wacana Migrasi Kompor Listrik, Pemerintah Diingatkan Soal Pemerataan Listrik Daerah
Kuartal II-2022, Rasio Elektrifikasi Capai 99,4 Persen
Toyota Indonesia Akan Produksi Kendaraan Hybrid di Model Populer pada 2022
Menteri Erick: Akses Listrik Bisa Naikkan Taraf Hidup Warga Miskin
Pemerintah Targetkan Rasio Elektrifikasi Capai 100 Persen di 2022
ESDM Catat 346 Desa di Papua dan Papua Barat Belum Teraliri Listrik