Dari kuota 16,19 juta KL, konsumsi BBM subsidi baru 6,6 juta KL
"Kita bersyukur bisa mengontrol penggunaan BBM subsidi sehingga bisa efisien."
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada semester I 2016 hanya sebesar 6,6 juta kiloliter (KL). Jumlah ini tercatat hanya 41 persen dari target konsumsi BBM bersubsidi seperti Solar sebesar 16,19 juta KL.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan, jumlah ini menjadi sinyal baik bagi pemerintah. Sebab, jumlah konsumsi tersebut menunjukan pihaknya mampu mengontrol penggunaan BBM bersubsidi.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Kapan subsidi BBM mulai diterapkan di Indonesia? Akan tetapi sejak tahun 1974-1975 keadaan berubah dari memperoleh LBM menjadi mengeluarkan subsidi BBM," demikian penjelasan dalam buku terbitan Biro Humas dan HLN Pertamina.
-
Kenapa subsidi BBM dimulai di era Soeharto? Alasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya.
-
Bagaimana cara Soeharto mempertahankan kebijakan subsidi BBM? Sayangnya, saran Habibie yang kala itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi tak digubris. Soeharto berkukuh mempertahankan subsidi, dengan alasan negara masih punya uang.
-
Apa alasan utama Soeharto memberikan subsidi BBM? Alasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya.
"Realisasi BBM subsidi 6,6 juta KL dari pagu 16,19 juta KL. Jadi kita bersyukur bisa mengontrol penggunaan BBM subsidi sehingga bisa efisien," kata Wirat di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/7).
Pada periode yang sama tahun ini, penggunaan BBM non Subsidi tercatat sebesar 26,25 juta KL. Untuk konsumsi LPG bersubsidi, sudah mencapai 2,885 juta metrik ton dari target konsumsi sebesar 6,25 juta metrik ton. Sedangkan LPG non subsidi, realisasinya mencapai 0,385 juta metrik ton.
"Konversi minyak tahan ke LPG kita jalakan terus, ada 1,75 juta paket konversi untuk masyarakat," tukasnya.
Baca juga:
IEA: Pemangkasan subsidi BBM efektif mendorong energi terbarukan
Arus balik, Pertamina minta ruas tol khusus untuk pasok bensin
Mudik Lebaran, konsumsi pertamax dan pertalite melonjak tajam
Jamin pasokan bensin, ESDM: Pemudik tak perlu menumpuk di satu SPBU
Pemerintah akui Pertamini bantu pasok bensin ke pelosok
Pemerintah imbau pemudik tak bawa jeriken bensin
Minim pengawasan, Pertamini menjamur di berbagai daerah