Datangkan Turis Berkualitas, Gahawisri Dukung Ketertiban Industri Pariwisata Bali
Pariwisata Bali bukan soal jumlah kunjungan wisatawan tapi juga kualitas, kenyamanan.
Pariwisata Bali bukan soal jumlah kunjungan wisatawan tapi juga kualitas, kenyamanan.
-
Kenapa CMA Bali penting untuk pariwisata Bali? “Masih ada sekitar 20 persen pelaku industri pariwisata yang belum bisa bangkit setelah pandemi,” jelasnya.
-
Kapan CMA Bali akan diselenggarakan tahun ini? Event tahunan Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) bakal kembali diselenggarakan pada 12-14 Juni 2024.
-
Apa target utama dari CMA Bali tahun ini? Gelaran ke-10 ini diharapkan akan menghasilkan transaksi hingga Rp 8,1 triliun.
-
Dari mana saja para penjual di CMA Bali berasal? Yakni, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Bali.
-
Siapa yang akan menjadi pembeli di CMA Bali? BBTF juga menargetkan kehadiran 400 buyers dari 51 negara untuk bertemu dengan 250 sellers dari seluruh Indonesia.
-
Siapa saja narasumber yang hadir dalam MA Goes To Campus Bali? Mulai Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof. Dr. Putu Gede Arya Sumerta Yasa, S.H., M.Hum, dan Ketua Pengadilan Negeri Denpasar Bapak I Nyoman Wiguna, S.H., M.H.
Datangkan Turis Berkualitas, Gahawisri Dukung Ketertiban Industri Pariwisata Bali
Gabungan Pengusaha Wisata Tirta (Gahawisri) Provinsi Bali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Industri Pariwisata Tertib Mewujudkan Pariwisata Berkualitas” pada Selasa (2/4) di Gedung ETNA, Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Ketua Gahawisri Bali IB Agung Partha Adnyana lmengucapkan terima kasih pada stakeholder pariwisata yang telah konsisten mengajak Gahawisri berkoordinasi dan berkolaborasi memajukan pariwisata Bali.
“Saat ini sedang berbenah menata pariwisata kembali pasca Covid-19,” tegasnya.
Ia mengingatkan pariwisata Bali bukan soal jumlah kunjungan wisatawan tapi juga kualitas, kenyamanan. Oleh karena itu penting menjaga ketertiban dalam industri pariwisata.
Upaya yang bisa dilakukan diantaranya, pengaturan dan pengawasan, pelatihan dan sertifikasi, pengembangan infrastruktur, promosi yang tepat, konservasi dan keberlanjutan, kolaborasi antara pemerintah, industri dan masyarakat.
"Dengan ketertiban kita bisa mendatangkan wisatawan berkualitas tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal tapi juga memberi dampak bagi masyarakat dan lingkungan,"ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, Bali menggunakan budaya sebagai potensi unggulan wisata sehingga pariwisata yang dikembangkan adalah pariwisata budaya. Maka dari itu budaya perlu dijaga dan dirawat agar pariwisata Bali berkelanjutan, berkualitas, bermartabat.
“Maka keluar Perda Bali 5/2020 tentang standar kepariwisataan budaya Bali dan turunannya Pergub Bali 28 tentang tata kelola kepariwisataan budaya Bali, jadi pariwisata yang dikembangkan adalah pariwisata berkualitas baik dari sisi destinasinya, dan juga dari sisi wisatawannya."
"Kita ingin pariwisata berkualitas yang tidak hanya diukur dari lama tinggal dan spending money tapi betul - betul menghormati adat, budaya Bali,” ujarnya.
Sementara itu narasumber dalam FGD tersebut yaitu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, Perwakilan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Bali, Perwakilan Balai Wilayah Sungai, Lembaga Sertifikasi Usaha, KSOP, Satpol PP Provinsi Bali dan dimoderatori Kabid Pemasaran Pariwisata Dispar Bali.