Deutsche Bank PHK Massal, Pecat 3.500 Karyawan Tahun Ini
Deutsche Bank pecat 3.500 karyawan demi penghematan biaya operasional sebesar USD2,7 miliar atau setara Rp42,27 triliun.
CEO Deutsche Bank, Christian Sewing mengatakan, tahun ini bank akan fokus meningkatkan keuntungan.
Deutsche Bank PHK Massal, Pecat 3.500 Karyawan Tahun Ini
Deutsche Bank PHK Massal, Pecat 3.500 Karyawan Tahun Ini
- Costumer Service Bank BUMN Bobol Duit Nasabah Rp700 Juta, Begini Modusnya
- Uang Kas Bank Aceh Syariah Rp2,9 Miliar Raib, Diduga Digondol Karyawan
- Ternyata Segini Biaya Sekali Kencan di Luar Negeri, Budgetnya di Atas Rp1 Juta
- Ditangkap, Perampok Agen Bank Pelat Merah yang Kenakan Seragam Polantas Ternyata Satpam
Bank terbesar asal Jerman, Deutsche Bank akan memutus hubungan kerja (PHK) 3.500 karyawan demi penghematan biaya operasional sebesar USD2,7 miliar atau setara Rp42,27 triliun.
CEO Deutsche Bank, Christian Sewing mengatakan, tahun ini bank akan fokus meningkatkan keuntungan.
Melansir AP, divisi yang terdampak perampingan adalah jaringan pemasaran, sistem komputer, dan perangkat lunak. Pengurangan jumlah posisi sebagian besar ditujukan untuk pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan pelanggan.
Pengumuman rencana PHK ini datang bersamaan dengan rilis laba tahunan bank tersebut yang meraih laba sekitar USD4,5 miliar turun 16 persen dibandingkan tahun 2022.
Sama seperti bank-bank lainnya, Deutsche Bank sejatinya memperoleh manfaat dari kenaikan suku bunga global, yang dapat meningkatkan margin keuntungan antara jumlah bunga yang dibayarkan oleh bank, dan jumlah yang dapat diperolehnya.
"Kondisi ini menunjukkan ketahanan yang mengesankan dalam lingkungan yang sulit, memperluas bisnis kami dan menunjukkan kepada semua orang bahwa bank kami memperoleh keuntungan yang berkelanjutan," ujar Sewing.
Perusahaan mengumumkan akan menaikkan dividennya menjadi 45 sen euro per saham dari 30 sen per saham dan akan memberikan lebih banyak uang tunai kepada pemegang saham dengan membeli kembali saham senilai 675 juta euro atau Rp11,50 triliun pada akhir Juni.