Di depan Bank Dunia, wapres ungkap strategi tekan kemiskinan
Penjagaan pertumbuhan ekonomi tinggi menjadi strategi utama Indonesia entaskan kemiskinan.
Wakil Presiden Boediono menyatakan upaya pengentasan kemiskinan merupakan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Kebijakan proteksi dan penurunan angka kemiskinan sudah berlangsung sejak masa pemerintahan orde baru dimulai.
Namun, krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada 1997-1998 membuat angka kemiskinan melonjak drastis. Bahkan, tatanan kebijakan yang sudah diputuskan menjadi berantakan. Pemerintah pun telah melakukan seluruh upaya untuk mengurangi ketimpangan sosial.
"Kemiskinan menurun, tapi berhenti ketika terjadi krisis keuangan. Dan setelah itu melalui berbagai upaya, angka kemiskinan kembali ke tren menurun, tapi lebih lambat dibanding masa sebelumnya," ujar Boediono saat berpidato pada 'Konferensi Penanggulangan Kemiskinan' Bank Dunia di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta, Selasa (23/9).
Boediono mengungkapkan, salah satu kebijakan paling spesifik untuk menanggulangi kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serta bertumpu pada basis yang luas. Perwujudannya adalah menciptakan lapangan kerja yang produktif, serta memadai bagi angkatan kerja muda.
"Unsur-unsur utama kebijakan makro sudah ada dan sudah dilaksanakan di sini sejak orde baru. Barangkali kebijakan dasar cukup relevan dan tidak perlu diubah, yang diperbaiki adalah pelaksanaannya dalam praktik," ungkap Boediono.
Agar percepatan dan sasaran pengentasan kemiskinan tepat sampai ke tujuan, pemerintah telah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Lembaga ini dinilai Boediono telah berhasil dalam merumuskan dan melaksanakan program-program penghapusan kemiskinan.
"Sekretariat ini telah menjadi forum konsultasi dengan para staf, para ahli yang datang dari penjuru dunia, dengan tujuan pokok memperbaiki kinerja program kemiskinan di Indonesia," papar Boediono.