Di Depan Pengusaha, Sri Mulyani Banggakan Penerimaan APBN 2018 Lebihi Target
Sri Mulyani menjelaskan, pencapaian ini bukan tanpa kerja keras. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penerimaan negara positif dan melewati target. Di antaranya adalah kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan Rupiah.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengundang sejumlah pengusaha dalam rangka melakukan dialog terkait kondisi ekonomi terkini. Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Salah satu yang menjadi sorotan Sri Mulyani adalah penerimaan negara yang mencatatkan kinerja cukup baik yaitu sekitar 102,5 persen. Menurutnya, saat diguncang berbagai kondisi tahun lalu, angka ini merupakan prestasi.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
"APBN 2018 kami bisa tutup baik itu kombinasi antara prestasi dan blessing. Kami ingin, dalam kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih kami, karena memang 2018 kami tutup penerimaan negara 102,5 persen dari target," ujarnya di Kantor Pusat Pajak, Jakarta, Selasa (19/2).
Sri Mulyani menjelaskan, pencapaian ini bukan tanpa kerja keras. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penerimaan negara positif dan melewati target. Di antaranya adalah kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan Rupiah.
"Itu kombinasi harga minyak, kurs, suku bunga, ketaatan Bapak/Ibu sekalian rela atau tidak rela, saya harap rela bayar pajak. Meski pajak belum capai target, bea cukai di atas 100 persen. Dan penerimaan negara bukan pajak naik signifikan. Ini sebabkan penerimaan negara kita cukup kuat," jelasnya.
Tidak hanya penerimaan yang menunjukkan kinerja cukup baik, pemerintah juga membelanjakan anggaran pada sektor-sektor yang berdampak langsung pada masyarakat. Kemenkeu mencatat belanja mencapai 99 persen di 2018.
"Tahun 2018 belanja sama kuatnya, 99 persen tercapai. Itu prestasi. Mulai pendidikan, kesehatan, sampai belanja modal, transfer daerah, itu semua uang yang gerakkan lebih dari Rp 2.200 triliun," kata Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, ke depan pemerintah akan terus menciptakan APBN yang sehat dan kredibel. Tentunya hal ini tak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan masyarakat dan dunia usaha.
"Saya tahu ini hasil kerja kita semua. Maka saya ingin sampaikan, supaya mereka nggak merasa 'tiap diundang ini si Ibu mau minta apalagi'. Saya ingin menyampaikan juga dalam suasana tahun baru, termasuk gong xi fa cai untuk semuanya" jelasnya.
"Kurang dari dua tahun saya di Indonesia kita membuat APBN sehat dan stabil. Sekarang karena sudah suasana sehat dan stabil, kita mulai berpikir apa yang harus dilakukan untuk buat ekonomi kuat, sehat, stabil, berkelanjutan, berkeadilan. Ini pekerjaan bersama," tandasnya.
Baca juga:
Indonesia Tarik Utang Asing Rp 799,04 Triliun di 2018, Terbesar dari Bank Dunia
Penyebab Subsidi Energi Meroket Jadi Rp 153 Triliun di 2018
Pemerintah Jokowi Tarik Utang Rp 366,7 Triliun Sepanjang 2018
Sri Mulyani Semringah Inflasi 2018 Lebih Rendah Dari Target APBN 2018
Belanja Subsidi Membengkak Hingga Rp 216,8 Triliun Selama 2018
Sri Mulyani: Pendapatan Pajak 2018 Tembus Rp 1.315 Triliun