Di Korsel, Orang Introvert Malah Dikasih Uang Rp7,6 Juta per Bulan
Ada sekitar 3,1 persen penduduk Korea berusia 19-39 tahun merupakan kaum muda yang penyediri dan kesepian.
Ada sekitar 3,1 persen penduduk Korea berusia 19-39 tahun merupakan kaum muda yang penyediri dan kesepian.
Di Korsel, Orang Introvert Malah Dikasih Uang Rp7,6 Juta per Bulan
Orang Introvert di Korsel Malah Dikasih Uang Rp7,6 Juta per Bulan
Pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Kesetaraaan Gender dan Keluarga akan memberikan insentif sebesar 650 ribu won atau Rp7,6 juta (kurs Rp11,820) bagi warga penyendiri atau disebut introvert.
Uang tersebut diberikan pemerintah setempat setiap bulan agar mereka mau keluar rumah untuk bersosialisasi.
Upaya tersebut dilakukan guna mendukung stabilitas psikologis dan emosional serta pertumbuhan yang sehat.
Melansir dari CNN, menurut laporan kementerian ada sekitar 3,1 persen penduduk Korea berusia 19-39 tahun merupakan kaum muda yang penyediri dan kesepian. Mereka didefinisikan tinggal di ruang terbatas, dalam keadaan terputus dari dunia luar selama lebih dari jangka waktu tertentu, dan mengalami kesulitan hidup yang nyata kehidupan normal.
Pihaknya menyebut ada beberapa faktor yang diperkirakan memicu hal itu.
Antara lain kesulitan keuangan, penyakit mental, masalah keluarga, atau tantangan kesehatan.
merdeka.com
Sehingga pemerintah Korea memberikan langkah-langkah baru yang secara khusus menyasar kaum muda sebagai bagian dari Undang-Undang Dukungan Kesejahteraan Pemuda yang lebih besar.
Tujuannya untuk mendukung orang-orang yang sangat menarik diri dari masyarakat. Termasuk kaum muda tanpa wali atau perlindungan sekolah yang berisiko mengalami kenakalan.
Adapun tunjangan bulanan akan tersedia bagi kaum muda introvert berusia 9-24 tahun yang hidup dalam rumah tangga. Asalkan penghasilan keluarga tersebut di bawah 5,4 juta won atau Rp63 juta per bulan.
Para pemuda dapat mengajukan permohonan untuk program ini di pusat kesejahteraan administratif setempat, wali, konselor, atau guru mereka juga dapat melamar atas nama mereka.
“Kaum muda yang tertutup dapat mengalami pertumbuhan fisik yang lebih lambat karena pola hidup yang tidak teratur dan gizi yang tidak seimbang, dan kemungkinan besar akan menghadapi kesulitan mental seperti depresi karena kehilangan peran sosial dan adaptasi yang tertunda,”
kata pihak Kementerian itu.