Di Negara Ini, Ijazah Pendidikan Terakhir Tak Jadi Syarat Wajib Saat Melamar Kerja
Hal ini menandakan pemberi kerja justru menekankan dan memprioritaskan keterampilan.
Hal ini menandakan pemberi kerja justru menekankan dan memprioritaskan keterampilan.
- Ingat, Gaji Pekerja Dipotong 3 Persen untuk Iuran Tapera Paling Lambat Setiap Tanggal 10
- Begini Cara Hitung Besaran THR Karyawan Tetap dan Pekerja Lepas, Cair Satu Pekan Sebelum Lebaran
- Ternyata Ada Pekerjaan yang Tidak Mewajibkan Gelar Sarjana, Ini Dia Detailnya
- Tujuan Pendidikan Inklusif, Lengkap Beserta Prinsip dan Penjelasannya
Di Negara Ini, Ijazah Pendidikan Terakhir Tak Jadi Syarat Wajib Saat Melamar Kerja
Ijazah Pendidikan Terakhir Tak Jadi Syarat Wajib Saat Melamar Kerja
Situs pencari kerja, Indeed melakukan riset mengenai tren lowongan pekerjaan di Amerika Serikat. Hasilnya, pemberi kerja banyak yang tidak melampirkan syarat pendidikan terakhir.
Melansir Business Insider, ekonom pada Indeed Hiring Lab, Cory Stahle, mengatakan tidak adanya syarat pendidikan dalam lowongan pekerjaan, sudah menjadi hal yang lumrah di Amerika.
Ini menandakan, pemberi kerja justru menekankan dan memprioritaskan keterampilan.
“Saya pikir hal ini menunjukkan potensi perekrutan yang mengutamakan keterampilan, bahkan mungkin berdampak pada beberapa sektor pekerja yang berpengetahuan,” kata Stahle dikutip Kamis (29/2).
Stahle menyampaikan, dari 47 sektor pekerjaan yang dianalisa Indeed, sebanyak 41 pekerjaan menerapkan kelonggaran syarat pendidikan dalam setengah dekade terakhir.
"Dan penurunan yang lebih besar terjadi di beberapa sektor (termasuk desain informasi dan dokumentasi serta pengembangan perangkat lunak yang berkaitan dengan teknologi) dibandingkan sektor lainnya," ucap Stahle.
Yang menjadi sorotan Stahle adalah pengembangan perangkat lunak merupakan sektor yang mengalami kelonggaran latar belakang pendidikan.
“Sangat menarik bahwa PHK telah terjadi, namun banyak perusahaan teknologi masih terus mengurangi lowongan pekerjaan mereka,” kata Stahle.
"Saya pikir pada tingkat tertentu, hal ini dapat menandakan sedikit perubahan dalam cara perusahaan-perusahaan teknologi ini merekrut karyawan. Ini bisa menjadi semacam indikator bahwa mereka sedang mencari lebih banyak jenis pekerjaan yang berbasis keterampilan atau yang mengutamakan keterampilan. Pendekatan perekrutan dan benar-benar mengubah strategi bisnis,"
papar Stahle.
Kelonggaran syarat pendidikan terakhir bisa menjadi pemicu para sarjana Amerika Serikat saat ini bekerja sebagai buruh kasar.
Berdasarkan hasil riset Burning Glass Institute dan Strada Education, sebanyak 52 persen lulusan sarjana bekerja sebagai buruh kasar.
Riset tersebut merinci, dalam kurun satu tahun terakhir, mayoritas lulusan sarjana Amerika Serikat saat ini bekerja di bidang pekerjaan yang setara dengan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) seperti office boy, pegawai layanan makanan, pegawai ritel.
Hasil riset tersebut, berdasarkan pada kumpulan data karier 60 juta orang di Amerika Serikat, termasuk 10,8 juta orang dengan gelar sarjana.
Merujuk hasil riset tersebut, memberikan gambaran betapa suramnya bagi para lulusan baru. Berharap gelar sarjana akan memberikan mereka peluang yang jauh lebih baik.
"Meskipun lulusan perguruan tinggi biasanya memperoleh penghasilan lebih besar dibandingkan mereka yang hanya berpendidikan sekolah menengah atas, akan tetapi sebagian besar lulusan tidak merasakan dampak ekonomi yang mereka harapkan dengan gelar sarjana yang dimiliki,"
demikian laporan yang dikutip melalui Business Insider.
Para sarjana mengeluh selisih gaji mereka dengan lulusan SMA, hanya 25 persen.
Sementara dalam beberapa data yang dihimpun periset, orang Amerika Serikat yang bekerja di tingkat perguruan tinggi memperoleh penghasilan 88 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya berpendidikan SMA.