Digitalisasi Jadi Kunci Pertamina Tekan Biaya Produksi dan Bersaing dengan Temasek Singapura
Di sektor hulu, misalnya, pemanfaatan teknologi digital dilakukan pada alur bisnis sejak awal hingga akhir
Digitalisasi merupakan satu keniscayaan, tren masa depan yang juga hubungannya dengan dalam konteks nature business yang semakin luas.
Digitalisasi Jadi Kunci Pertamina Tekan Biaya Produksi dan Bersaing dengan Temasek Singapura
Digitalisasi Jadi Kunci Pertamina Tekan Biaya Produksi dan Bersaing dengan Temasek Singapura
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menyebut bahwa optimalisasi digitalisasi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) berperan penting dalam meningkatkan efisiensi, kinerja, dan daya saing perusahaan minyak negara itu.
"Digitalisasi ini memang dibutuhkan, karena Pertamina harus terus berkompetisi. Baik dengan swasta maupun BUMN lain di luar negeri," ujar dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (29/9).
- Nakes Harus Melek Digital, Pelayanan Kesehatan Lebih Berkualitas dan Efisien
- Digitalisasi Bantu Usaha Cuci Sepatu di Bogor Ini Raih Kenaikan Omzet Signifikan
- Pantau Rumah Warga Miskin dan Sengketa Tanah di Buleleng Lewat Aplikasi
- Tingkatkan Digitalisasi dan Inklusi Keuangan di Wilayah Pedesaan, Pemerintah Dorong Kolaborasi Multistakeholders
Faisal mengatakan, digitalisasi dalam industri minyak dan gas diharapkan bisa menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan efisiensi, yang mana pada Pertamina misalnya, digitalisasi di sektor hulu akan menekan biaya eksplorasi migas.
"Dengan demikian, biaya operasional menjadi lebih rendah sehingga tingkat pendapatan dan tingkat keuntungan menjadi lebih tinggi," kata Faisal.
Sementara itu, dalam hal manajemen, logistik, industri kilang minyak, dan bahkan pemasaran pun, penerapan digitalisasi tentu menyasar pada efisiensi yang menekan biaya produksi dan efisiensi yang menekan biaya waktu."Jadi waktu produksinya lebih cepat, tentu saja nanti akan berujung pada tingkat keuntungan yang lebih tinggi," ujar Faisal.
Sementara terkait daya saing, digitalisasi merupakan satu keniscayaan, tren masa depan yang juga hubungannya dengan dalam konteks nature business yang semakin luas, ekspansif bukan hanya di Indonesia tetapi juga antarnegara.
Untuk itulah, optimalisasi digitalisasi memang harus terus didorong, apalagi Pertamina bisnisnya bukan hanya di dalam negeri, namun sudah merambah manca negara.
Dalam kondisi demikian, lanjutnya, sangat mungkin bagi Pertamina untuk melakukan digitalisasi di seluruh proses bisnis.
"Sebagai BUMN besar, digitalisasi Pertamina juga harus lebih advance untuk bersaing dengan BUMN asing. Karena kita tahu di negara maju, termasuk Temasek di Singapura, rata-rata digitalisasi mereka juga lebih advance," kata Faisal.
Sebelumnya, pada acara Forum Digital BUMN (FORDIGI) Summit 2023 beberapa waktu lalu Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Erry Widiastono menyampaikan tekad perusahaan untuk menjalankan bisnis dengan memanfaatkan teknologi digital.
Menurut dia, Guna mewujudkan bisnis yang lebih agresif dan efisien, Pertamina mengoptimalkan kinerja operasional dengan memperkuat digitalisasi di seluruh lini bisnisnya, mulai dari hulu, pengolahan hingga pemasaran.
Di sektor hulu, misalnya, pemanfaatan teknologi digital dilakukan pada alur bisnis sejak awal hingga akhir (end-to-end process).
"Supply chain yang dilakukan saat ini telah memanfaatkan teknologi digital. Tujuannya untuk meningkatkan lifting migas, memitigasi unplanned shutdown dan loss production," katanya.