Dirut Pertamina: Transisi Energi Jadi Isu Prioritas, Perusahaan Energi Jadi Pemimpin
Pertamina siap mendukung upaya pemerintah tersebut untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan emisi lainnya yang menyebabkan pemanasan global.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati menegaskan bahwa isu transisi energi menuju energi bersih harus jadi prioritas. Bahkan, isu ini telah menjadi topik dan tujuan utama dari berbagai forum internasional.
Di antaranya, Presidensi G20 Indonesia yang saat ini memasukkan topik transisi energi sebagai topik utama di antara dua topik lainnya. Nicke menyebut, Pertamina berkontribusi banyak dalam mendorong transisi energi ini.
-
Bagaimana Pertamina ingin mengurangi emisi karbon? Karena dengan mencampur 35 persen dalam diesel bioenergi, maka kita bisa menghemat neraca perdagangan kita yang selama ini import, kita kurangi sebesar Rp 122 triliun pertahun. Dan ini bisa menurunkan emisi 28 juta tonCO2 emision pertahun.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
-
Bagaimana Pertamina ingin membangun energi berkelanjutan? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
-
Di mana Pertamina menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru? Di tahun 2022, Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru di Blok Mahakam puluhan miliar kaki kubik gas dan jutaan barel minyak.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi emisi karbon di tahun 2023? “Pada tahun 2023, realisasi reduksi emisi scope 1 & 2 Pertamina mencapai 124% dari target. Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e,”imbuhnya.
-
Apa yang akan dikembangkan Pertamina dari bahan bakar berbasis bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
"Saat ini, transisi energi adalah isu yang harus jadi prioritas. Sebagai perusahaan energi, Pertamina harus menjadi pemimpin dalam mengejar target bauran energi bersih di Indonesia," katanya dalam Media Briefing Pertamina, Jumat (18/3).
Dalam konteks mengejar transisi energi, pemerintah telah menetapkan target pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen pada 2030 mendatang. Nicke mengaku, Pertamina siap mendukung upaya pemerintah tersebut untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan emisi lainnya yang menyebabkan pemanasan global.
Nicke membeberkan ada delapan pilar transisi energi. Pertama, meningkatkan kilang Pertamina untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, pengembangan lebih lanjut Bioenergi dalam bentuk biomassa dan bioetanol, dan mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kapasitas panas bumi terbesar serta komersialisasi hidrogen.
Kemudian, Pertamina juga mengambil peran strategis dalam ekosistem baterai yang terintegrasi di Indonesia. Nicke menyebut pihaknya juga memperkuat gasifikasi terintegrasi untuk sektor rumah tangga hingga industri. Lalu, di bidang pembangkit listrik, Nicke menegaskan komitmennya menekan jejak karbon.
“kami terus berupaya untuk menerapkan Carbon Capture, Utilization, and storage (CCUS) dalam peningkatan produksi beberapa ladang minyak dan gas,” katanya.
Tiga Isu Utama
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan fokus pada 3 bahasan utama terkait transisi energi dalam forum Energy Transitions Working Group (ETWG) di Presidensi G20 Indonesia. Ketiganya berupa akses, teknologi, dan pendanaan.
"Kami bawa semua diskusi G20 untuk mendorong energi transisi di negara masing-masing," kata Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis Yudo Dwinanda Priaadi dalam keterangan di Jakarta, Jumat (4/2).
Fokus pertama yakni akses energi mengarah kepada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi dan memasak bersih.
Fokus kedua dalam forum ETWG Presidensi G20 Indonesia adalah berbicara teknologi untuk membangkitkan lebih banyak energi dengan cara yang lebih efisien atau dengan cara baru.
Penyimpanan energi akan menjadi salah satu topik yang diangkat dalam topik teknologi, termasuk sistem energi rendah karbon, pembangunan industri bersih, integrasi energi terbarukan hingga efisiensi energi.
Adapun isu prioritas ketiga adalah pendanaan. Transisi energi membutuhkan proyek-proyek baru hingga investasi baru agar pembangkit listrik bersih dapat berkembang secara masif.
"Ini menjadi harapan kami, ketiga isu tersebut dapat dibicarakan, sehingga kita mencapai global deal untuk mempercepat transisi energi," ujar Yudo.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)