Dukun Muda di Korea Selatan Makin Digandrungi, Sampai Ekspansi di Media Sosial
Banyak generasi milenial dan Z datang ke dukun karena khawatir terhadap biaya rumah dan membesarkan anak.
Banyak generasi milenial dan Z datang ke dukun karena khawatir terhadap biaya rumah dan membesarkan anak.
- Dukung Kemandirian Ekonomi, Rumah Batik TBIG Cetak Generasi Baru Perajin
- Korea Utara Siap Perang Suci, 1,4 Juta Anak Muda Gabung Jadi Tentara
- Segini Tarif Konsultasi Dukun Muda Korea Selatan yang Diminati Milenial dan Gen Z
- Biaya Hidup Makin Tinggi, Milenial dan Gen Z Banyak "Ngadu" ke Dukun Muda Korea Selatan
Dukun Muda di Korea Selatan Makin Digandrungi, Sampai Ekspansi di Media Sosial
Sebagai negara yang sudah menerapkan ekonomi teknologi canggih, permintaan jasa dukun tetap tinggi di Korea Selatan.
Hanya saja, pemasaran jasa dukun di era modern saat ini sudah beradaptasi dengan digitalisasi.
Melansir Reuters, seorang dukun muda Korea Selatan, Lee Kyoung Hyun bahkan memiliki ribuan pengikut di media sosialnya.
Dari jumlah pengikutnya tersebut, setidaknya ada ratusan orang yang menggunakan jasa Lee sebagai dukun.
“Perdukunan… diyakini sebagai dunia yang tidak terlihat, misterius, dan spiritual,” kata Lee.
Lee bahkan memiliki akun youtube sejak tahun 2019, untuk menjangkau lebih luas pasar perdukunan yang dia geluti. Akun youtube Lee berisi aktivitasnya berlatih spiritual.
Tidak hanya Lee, dukun-dukun muda di Korea Selatan juga memiliki pendekatan yang sama yaitu memanfaatkan digital untuk menjangkau pasar.
Sebagaimana diketahui, Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan perekonomian paling modern dan berteknologi tinggi di dunia.
Lebih dari separuh penduduknya yang berjumlah 51 juta jiwa tidak menganut agama tertentu, menurut jajak pendapat. Namun, daya tarik perdukunan telah teruji oleh waktu.
Kim Dong-kyu dari Pusat Akademik K-Religions di Universitas Sogang, sebuah universitas riset swasta di Seoul, mengatakan bahwa dukun biasa mempromosikan diri mereka di surat kabar.
Menurut Kim, itu adalah fenomena alami untuk beralih ke media sosial.
Google Trend juga menunjukkan bahwa kata pencarian "dukun" dan "peramal" di Korea Selatan meningkat dua kali lipat dari lima tahun sebelumnya.
Pencarian dukun dan peramal semakin meningkat seiring film yang dibintangi Kim Go Eun, Lee Do Hyun, berjudul Exhuma, meledak di pasaran.
Pada film tersebut, Sutradara Jang Jae Hyun menampilkan Kim Go Eun dan Lee Do Hyun sebagai dukun dengan penampilan anak muda pada umumnya di Korea Selatan. Rupanya, hal ini juga berdasarkan hasil penelitiannya terhadap profesi dukun di Korea Selatan.
Film ini telah meraup setidaknya 132 miliar won atau setara Rp1,5 triliun secara internasional. Film ini juga meningkatkan minat terhadap tradisi spiritual. Sekitar satu dari lima warga Korea Selatan pernah menonton 'Exhuma', menurut data Dewan Film Korea.
“Orang-orang biasanya menyembunyikan bahwa mereka hidup sebagai (dukun). Ada banyak stigma,” kata Eunmi Pang, yang telah menjadi praktisi dukun selama hampir 20 tahun.
Pang mengatakan, dukun saat ini lebih berani berekspresi dan mempromosikan diri. Dukun yang diyakini memiliki kemampuan ramalan biasanya mengenakan biaya sekitar 100.000 won atau setara R1,1 juta untuk konsultasi antara 30 dan 60 menit.
Rata-rata para dukun atau peramal menawarkan saran dalam menjalin hubungan, panduan dalam mencari pekerjaan, dan prediksi tentang masa depan.
Dukun biasanya menjawab pertanyaan setelah melakukan ritual yang mungkin melibatkan membunyikan lonceng dan melempar butiran beras. Mereka juga bernyanyi, menari dan berjalan di ujung pisau untuk meminta campur tangan ilahi.
Meskipun praktiknya berbeda-beda, banyak dukun Korea yang memuja dewa lokal seperti Dewa Gunung, Nenek Jiwa Agung, dan Raja Naga.
Lee bercerita awal dia menjadi dukun saat merasakan sakit fisik dan mengalami psikosis sejak masih remaja. Katanya, ini adalah gejala yang diyakini sebagian orang adalah tanda-tanda dewa merasuki dukun yang sedang berkembang.
Dia memutuskan untuk menerima panggilannya sebagai dukun pada tahun 2018 dan segera memulai saluran YouTube yang kini memiliki lebih dari 300.000 pelanggan (subscriber).
Dia mengunggah video tentang topik seperti barang-barang yang dia bawa di tasnya dan nasib negaranya pada tahun 2024.
“Keadaan masyarakat Korea Selatan saat ini merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan,” katanya, seraya menambahkan bahwa banyak klien milenial dan Gen Z datang kepadanya dengan kekhawatiran mengenai perumahan yang terjangkau dan biaya membesarkan anak.