Ekonom CIMB Niaga: Kejutan Masih Akan Terjadi di 2019
Chief Economist Bank Cimb Niaga, Adrian Panggabean, mengatakan perekonomian Indonesia di tahun depan masih dihadapkan berbagai tantangan. Menurutnya, tantangan itu muncul akibat dari faktor eksternal dan kondisi pasar domestik yang kemudian berimbas pada pertumbuhan ekonomi global.
Chief Economist Bank Cimb Niaga, Adrian Panggabean, mengatakan perekonomian Indonesia di tahun depan masih dihadapkan berbagai tantangan. Menurutnya, tantangan itu muncul akibat dari faktor eksternal dan kondisi pasar domestik yang kemudian berimbas pada pertumbuhan ekonomi global.
Adrian mengatakan, dari sisi global, tantangan yang menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari prospek berlanjutnya normalisasi suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR). Di mana, suku bunga AS sendiri diperkirakan masih akan terjadi sebanyak dua sampai tiga kali pada tahun depan.
-
Apa yang dimaksud dengan bunga persen pinjaman? Bunga persen pinjaman adalah biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbalan atas penggunaan dana pinjaman.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kapan Bank Garansi QLola by BRI diluncurkan? Kehadirzn layanan Bank Garansi di QLola by BRI kini kian memudahkan para pelaku usaha.
-
Bagaimana skema suku bunga yang ditawarkan KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang memiliki skema suku bunga yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang yang dipilih.1. Berjenjang 8 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 6.20% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.50% per tahunTahun ke 7 s.d 8 : 11.50% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 8 tahun 2. Berjenjang 10 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 9.00% per tahunTahun ke 7 s.d 10 : 11.00% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 10 tahun3. Berjenjang 15 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 5.00% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.30% per tahunTahun ke 7 s.d 15 : 10.30% per tahunSelanjutnya counter rate dengan minimal tenor kredit 15 tahun 4. Berjenjang 20 tahunTahun ke 1 s.d 3 : 4.75% per tahunTahun ke 4 s.d 6 : 8.00% per tahunTahun ke 7 s.d 20 : 10.25% per tahunDengan minimal tenor kredit 20 tahun
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
"Kejutan masih akan terjadi di 2019. Geopolitik berubah. Kita sudah tau Isu Iran dengan Arab Saudi karena minyak. Harga minyak sekarang karena pertarungan geopolitik, itu semua menyebabkan geopolitik di Eropa berubah kemudian ketegangan antara AS dan China melalui perang dagang masih akan berlanjut," kata Adrian dalam diskusi media di Graha Cimb Niaga, Jakarta, Rabu (28/11).
Dengan dinamika yang terjadi pada tingkat global tersebut, Adrian memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah lima persen. Sebab, volatilitas di pasar finansial sebagai konsekuensi kurangnya likuiditas akibat naiknya suku bunga, masih terus berlanjut. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi 4,9 persen atau sedikit lebih rendah dari rerata 2018 yang berada di lima persen," katanya.
Adrian melanjutkan, dinamika global tersebut secara otomatis juga akan menyebabkan berlanjutnya rotasi antar kelas aset yang kemudian berdampak pada berlanjutnya pergeseran keseimbangan pasar kurs global. Sehingga itu perlu direspon pemerintah lewat penyesuaian kebijakan fiskal, moneter dan perdagangan. "Harapannya tentu agar daya tarik pasar keuangan domestik tetap terjaga," imbuh Adrian.
Di samping itu, Adrian memperkirakan apabila suku bunga acuan FFR naik dua sampai tiga kali, sementara posisi defisit transaksi berjalan belum membaik secara signifikan, maka Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate ke arah 6,50-6,75 persen.
"Kenaikan suku bunga acuan tersebut akan menyebabkan berkurangnya likuiditas di sistem keuangan domestik, naiknya long-term rates, sehingga volatilitas pasar finansial tahun depan akan lebih tinggi dari tahun ini," jelasnya.
CIMB Niaga juga memperkirakan faktor lain yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan adalah kebijakan fiskal pemerintah yang tidak ekspansif. Hal ini juga merupakan konsekuensi dari rendahnya nasabah pajak atau tax ratio yang kemudian diaksentuasi oleh efek kebijakan suku bunga dalam menjaga nilai Rupiah. "Di sisi lain tingkat inflasi sepanjang 2019 diperkirakan akan tetap rendah. Saya melihat baik headline inflation maupun core inflation tahun depan akan berada di bawah median target BI," pungkasnya.
Baca juga:
CIMB Niaga Luncurkan Kartu Kredit Khusus Wanita, Ini Keuntungan Ditawarkan
CIMB Niaga optimistis pertumbuhan kredit 2019 capai dua digit, ini pendorongnya
CIMB Niaga naikkan bunga KPR dan kredit kendaraan
CIMB Niaga terbitkan sukuk mudharabah Rp 500 miliar
Bank CIMB Niaga tawarkan Sukuk Mudharabah Rp 1 triliun
Dorong nasabah pakai kartu GPN, CIMB Niaga sebar promo di Alfamidi hingga Cinemaxx
Ramai bom Surabaya, Rupiah dan perekonomian diklaim tidak akan makin tertekan