Ekonomi digital diklaim memiliki peran besar pangkas ketimpangan
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menekankan bahwa dunia menghadapi persoalan ketimpangan kesejahteraan. Tak terkecuali, 20 negara dengan perekonomian terbesar sejagat.
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menekankan bahwa dunia menghadapi persoalan ketimpangan kesejahteraan. Tak terkecuali, 20 negara dengan perekonomian terbesar sejagat.
"Semua negara G20 alami permasalahan rasio gini. Indonesia bukan yang terburuk, ada negara maju yang memiliki rasio gini lebih jelek ketimbang negara berkembang," katanya saat membuka Indonesia E-Commerce Summit & Expo (IESE) 2017, di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Selasa (9/5).
Dan, menurutnya, ekonomi digital memiliki peran signifikan mengurangi ketimpangan tersebut. "Beruntung Indonesia memiliki banyak contoh kasus yang bagus untuk itu."
Semisal, lanjut Rudiantara, perusahaan transportasi online yang menerapkan prinsip ekonomi berbagi (sharing economy) antarsesama pelaku bisnis. Ini menarik banyak orang untuk terlibat mengembangkan bisnis berbasis teknologi tersebut.
"Gojek dalam dua tahun mampu memberdayakan banyak orang."
Kemudian, ekonomi digital bisa mengurangi ketimpangan lewat pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan, menengah. Seperti dilakukan perusahaan e-commerce.
Di luar itu, menurut Rudiantara, ekonomi digital juga bisa lebih mendekatkan masyarakat pada jasa layanan keuangan. Tahun lalu, inklusi keuangan di Tanah Air sudah mencapai 39 persen. Ditargetkan naik menjadi 75 persen pada 2019.
"Coverage telepon seluler di Indonesia sudah lebih dari 90 persen. Jadi persoalannya tinggal proses bisnisnya saja. Dan itu kembali ke bank."